Jakarta (ANTARA) - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Ladoweijk Paulus, mengatakan TNI memerlukan akses dalam memberantas terorisme.
"TNI memiliki tujuh satuan antiteror. Namun sayangnya tidak ada akses ke arah sana," kata Paulus dalam seminar Penanggulangan Terorisme Guna Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Rangka Ketahanan Nasional di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Jakarta, Rabu.
Menurut dia, akses yang bisa membuat TNI masuk memberantas terorisme antara lain, jika secara hukum aksi teror tidak lagi bisa diatasi, polisi tak melaksanakan tugasnya , dan adanya keputusan politik.
Beberapa satuan antiteror itu adalah Peleton Tempur dari Kostrad, Datasemen Bravo 90 dari Paskhas TNI AU, dan Pasukan Gultor dari Kopassus.
Ia mengatakan, aksis teror di Indonesia terjadi fluktuatif, namun dari kajian Kopassus, dari tahun 2000 hingga 2008, intensitasnya terus menurun.
"Aksi radikal mungkin tinggal 40 persen," ujarnya.
Ia menilai TNI bisa berperan jika melihat kasus per kasus. Adanya bentuk aksi teror itu terdiri atas delapan tahap , yakni pengeboman, pembajakan, pembunuhan, penghadangan, penculikan, penyanderaan, perampokan, dan ancaman/intimidasi.
"TNI sudah sering turun dalam penumpas aksi pembajakan," ujarnya.
Ia mengatakan, keterlibatan TNI pemberantasan terorisme dibatasi dan harus mengacu pada UU No.2/2002 tentang Polisi, kemudian ditumpangi dengan UU No.15/2003 penanganan terorisme ternyata dalam UU tersebut keterlibatan pemberantasan terorisme dibatasi.
Padahal UU No.34/2004 tentang TNI pada pasal 7, TNI membantu Polri mengatasi terorisme tapi hal itu menjadi polemik dalam realisasinya.
Menurut dia, kalau masalah terorisme secara hukum tidak bisa diatasi, dan polisi dengan kemampuannya tidak melaksanakannya maka melalui keputusan politik itu TNI bisa mengatasi terorisme.
Menurut Danjen Kopassus, penanggulangan terorisme ada tiga institusi yaitu TNI AD, Polri dan Kemendagri, dimana ketiga institusi tersebut memiliki intelijen hingga sampai tingkat bawah. TNI AD perangkat kerja mulai dari kodam hingga tingkat kodim bahkan koramil.
Begitu juga Polisi mulai polda hingga polsek serta Kemendagri memiliki perangkat kerja koordinasi hingga ketingkat pedesaan.
"Hal ini dapat disinergikan sehingga tanpa dibentuk lagi," ucapnya.
Ia menambahkan untuk tidak salah tangkap dan salah tembak serta tidak melanggar HAM, maka perlu dilakukan tindakan preventif.
Relatif berhasil
Di tempat yang sama, Penasihat Senior Asia Program Jakarta, International Crisis Group, Sidney Jones, mengatakan Indonesia relatif berhasil menanggulangi terorisme tanpa ada peraturan represif seperti ISA di Malaysia atau Patriot Act di Amerika.
Sidney mengaku gembira Indonesia mampu membawa ke pengadilan terbuka terhadap orang-orang yang dianggap teroris. Bahkan di Amerika Serikat sekalipun, teroris diadili di pengadilan khusus dan tanpa kejelasan hukuman.
Hal itu bisa dilihat penjara Guantanamo yang menyiksa teroris tanpa penegakan hukum yang jelas.
"Melalui pengadilan terbuka, dugaan rekayasa intelijen bisa diminimalisasi," kata Sidney.
Sejak 2002, Sidney mencatat pemerintah Indonesia telah menangkap 500 teroris, sehingga melemahkan organisasi teroris.
Kamis, 11 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Latihan gabungan (Latgab) anti teror di Surabaya dilakuan TNI-Polri di Bandara Juanda dan 3 hotel berbintang 5, Minggu (21/12/08). Dalam lat...
-
Tobago/TB-10 TNI-AL Berhasil Dievakuasi Jakarta - Tim gabungan TNI/Polri dan PT Angkasa Pura berhasil mengevakuasi pesawat latih TNI...
-
Selamat datang, pahlawan muda Lama nian kami rindukan kamu Bertahun-tahun bercerai mata Kini kita dapat berjumpa pula Itulah satu bait lagu ...
-
Jakarta - Terorisme saat ini telah menjadi ancaman global. Para pelakunya adalah orang-orang yang gemar dengan aksi-aksi radikal. Untuk memb...
-
Senjata MP 5 Produk Jerman Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Lak...
-
JAKARTA - Menjelang peleburan Detasemen Khusus Antiteror 88 pada Oktober 2010 nanti, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri meminta tiap p...
-
PONTIANAK - Empat pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara (skadud) 1 Elang Khatulistiwa Pontianak dan Balikpapan, melakukan operasi pengaman...
-
Sukhoi-30MK2 No.TS-3003 (FOTO:KARBOL) MANADO - Pada hari keempat pelaksanaan World Ocean Conference (W...
-
SRAGEN - Kamis (17/9) pagi tadi sekitar pukul 10.30 dikhabar kembali terjadi kecelakaan pesawat TNI AU di Kampung Gulon, Desa Jati, Kecamata...
-
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio menyatakan, ketujuh pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara (AU), da...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar