Nurul Hidayati - detikNews
Kota Tinggi - Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia berkeyakinan nelayan yang ditangkapnya telah mencuri ikan di perairan Indonesia. Sedangkan Malaysia bersikukuh nelayan itu mencari ikan di perairannya yaitu di dekat Kota Tinggi.
Komandan polisi Kota Tinggi Superintendent Muhammad Sebot menyatakan, pada Jumat (13/8/2010) 15 nelayan melaut dengan 5 perahu di perairan Kota Tinggi.
"Insiden terjadi sekitar pukul 21.30 ketika semua nelayan, yang berusia 23 hingga 63, berada di lokasi 4 mil laut tenggara Tanjung Punggai sebelum mereka didekati oleh personel pengawas perikanan Indonesia dan ditahan," katanya seperti dilansir harian The Star, Minggu (15/8/2010).
Osman menyatakan, tak lama kemudian datanglah patroli Pasukan Operasi Laut dari Malaysia sekitar pukul 22.40. Mereka memergoki 5 perahu nelayan sedang mengarah ke perairan Indonesia bersama kapal yang diyakini milik otoritas Indonesia.
Osman mengungkapkan, kapal pengawas Indonesia tiba-tiba mempercepat kecepatannya menuju perairan Indonesia setelah disuruh berhenti oleh Pasukan Operasi Laut Malaysia.
Pasukan Malaysia lalu menginspeksi 5 perahu nelayan dan menemukan 3 pengawas perikanan Indonesia berseragam bersama 8 nelayan Malaysia. Petugas Indonesia saat itu tidak dilengkapi senjata.
"Berdasar informasi yang kami terima, 7 nelayan dibawa di perahu petugas Indonesia menuju perairan Indonesia," kata Osman.
Polisi Malaysia lantas mengamankan 3 personal Indonesia dan membawa 5 perahu nelayan itu ke Pos Polisi Pangerang. (nrl/nal)
Penangkapan 3 Petugas RI Karena Wibawa Pemerintah Kurang
Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Peristiwa ditahannya tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kepri oleh pihak Malaysia menunjukan kewibawaan pemerintah kurang dihargai dunia internasional. Apalagi kasus tersebut telah terjadi 10 kali dalam tahun ini.
"Ini banyak faktor mengapa polisi Malaysia berani membawa petugas kita. Yang pasti ini menunjukan wibawa pemerintah kurang dihormati dan dihargai di dunia," kata Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik saat berbincang dengan detikcom, Minggu, (15/8/2010).
Faktor pertama yaitu penegakam hukum di perairan perbatasan lemah. Hal tersebut karena kurangnya kapal patroli, personel terbatas dan luasnya laut Indonesia. Faktor kedua, tidak sedikit petugas Indonesia yang "main mata" dengan penjahat ilegal fishing sehingga mereka senang mengincar perairan Indonesia.
Faktor lainnya, pemerintah tidak aktif melindungi nelayan Indonesia yang tertangkap di negara tetangga. "Kalau nelayan kita yang ditangkap, pemerintah hanya surat-menyurat. Tak aktif membebaskan seperti terjadi terhadap 10 nelayan Sumatera Utara pada 2009 yang ditangkap Malaysia," bebernya.
Faktor terakhir adalah "trend" beberapa negara yang menggunakan intrumen kekuatan negara seperti kepolisian dan angkatan laut untuk melindungi penjahat ilegal fishing. Dia mencontohkan, China yang melibatkan angkatan laut untuk melindungi kejahatan ilegal fishing.
"Selain itu juga Thailand. Dan terakhir, Malaysia. Tidak dibenarkan, negara mendukung kejahatan ilegal fishing," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat (13/8) pukul 21.00 WIB telah terjadi peristiwa menegangkan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia. Tembakan terdengar. Buntutnya, otoritas Indonesia membawa 7 nelayan Malaysia dan otoritas Malaysia mengamankan 3 petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). (asp/mok)
Senin, 16 Agustus 2010
Kronologi Penangkapan 3 Petugas DKP Versi Malaysia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Pada hari itu juga, kedua KRI juga berhasil mendeteksi sebuah helikopter Malaysian Maritime Enforcement Agency dan pesawat Beechraft yang te...
-
RTOP-41 Vukovar, Kapal fast attack kelas Helsinki buatan Kroasia JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarso...
-
Jakarta - Belum genap 2 bulan setelah jatuhnya pesawat Fokker A 2703 di Bandung, kini TNI AU kembali berduka. Sebuah pesawat Hercules C-130 ...
-
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia atau Indonesian Defense University yang dipraka...
-
Jakarta - Terorisme saat ini telah menjadi ancaman global. Para pelakunya adalah orang-orang yang gemar dengan aksi-aksi radikal. Untuk memb...
-
JAKARTA - Menjelang peleburan Detasemen Khusus Antiteror 88 pada Oktober 2010 nanti, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri meminta tiap p...
-
Latihan gabungan (Latgab) anti teror di Surabaya dilakuan TNI-Polri di Bandara Juanda dan 3 hotel berbintang 5, Minggu (21/12/08). Dalam lat...
-
KRI Diponegoro. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi) 23 November 2009, Jakarta -- Ada banyak cerit...
-
PONTIANAK - Empat pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara (skadud) 1 Elang Khatulistiwa Pontianak dan Balikpapan, melakukan operasi pengaman...
-
BALIKPAPAN - TNI AL menambah kekuatan untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Blok Ambalat. Senin (22/6), TNI AL bakal mengirimkan KR...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar