JAKARTA--MI: Enam Kapal Republik Indonesia (KRI) tetap akan ditempatkan di perairan Ambalat, Kalimantan Timur. Menurut Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada Timur Letnan Kolonel Toni Syaiful, penyiagaan KRI tersebut sebagai penjajagan rutin sepanjang tahun untuk menjaga Ambalat.
"Itu merupakan penjajagan rutin sepanjang tahun untuk menjaga Ambalat. Antara empat, lima hingga enam KRI yang biasa berpatroli di daerah tersebut. Tapi, mereka tidak selalu di sana. Kadangkala, ada operasi yang digelar di Tarakan," kata Kadispen Koarmatim saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Rabu (12/11).
Lebih lanjut, Toni menjelaskan Ambalat merupakan daerah rawan konflik akibat Indonesia dan Malaysia memiliki perbedaan pandangan mengenai kepemilikan Ambalat. Menurut Toni, Malaysia mengklaim daerah yang diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi tersebut sebagai bagian dari negerinya berdasarkan peta Inggris. Sedangkan, Indonesia mengaku daerah tersebut sebagai bagian dari teritori Indonesia berdasarkan peta Belanda.
Hingga sekarang, lanjut Toni, persoalan tersebut masih dalam tahap penegosiasian oleh tim yang dibentuk Departemen Luar Negeri. "Sembari menunggu penyelesaian, kami berusaha menjaga daerah tersebut agar jangan sampai Malaysia membangun tambang minyak disana. Kapal patroli yang masuk masih diketahui, sehingga mereka keluar," sambung Toni.
Ia mengakui tidak semua daerah di Indonesia mendapat penjagaan yang sama. TNI AL sebagai penjaga yurisdiksi perairan nasional, kata Toni, harus menilai wilayah mana yang perlu dijaga ketat berdasarkan urgensitasnya. Sebagai contoh adalah perairan terluar Indonesia, daerah rawan konflik seperti Ambalat dan daerah rawan pencurian ikan.
Apalagi, lanjutnya, Koarmatim hanya memiliki tiga puluh kapal yang dapat beroperasi. "Untuk penjagaan Ambalat, TNI AL menerjunkan berbagai jenis kapal, seperti yang mempunyai kemampuan bawah air dan kemampuan atas air. Namanya tidak usah saya sebutkan," sahutnya. (sumber)
Rabu, 12 November 2008
Enam KRI tetap Ditempatkan di Ambalat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
JAKARTA - Dua pesawat tangker udara KC-130 Hercules milik AU Amerika Serikat selama satu malam berada di Lanud Halim Perdanakusuma Kamis (30...
-
Denpasar - Krisis keuangan global mempengaruhi penggunaan anggaran TNI. Untuk mengantisipasi krisis, TNI berhemat dalam penggunaan anggaran ...
-
JAKARTA - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso meminta DPR dan pemerintah serius dalam mempersiapkan kemandirian alat...
-
Yogyakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara menargetkan kenaikan rata-rata kesiapan pesawat sekitar 10 hingga 15 persen, dengan kenaikan a...
-
Batalyon Pembekalan dan Angkutan-4/Air (Yon Bekang-4/Air) memberangkatkan tiga Kapal Angkatan Darat RI (ADRI), ketiga Kapal ADRI tersebut an...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan (Dephan) meminta tambahan alokasi anggaran sebesar 460 miliar rupiah untuk mendukung kesiapan operasional TN...
-
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, penggantian dua pesawat tempur TNI Angkatan Udara (AU) masin...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan dan Mabes TNI mengadakan rapat pimpinan 2009 di Gedung Dephan, Jakarta. Panglima TNI Jenderal Djoko Susanto ...
-
Peralatan Satuan Tugas (Satgas) Force Head Quarter Support Unit (FHQSU) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVI-A/UNIFIL dan Military Police Unit ...
-
Parade Kapal Sail Banda 2010 AMBON - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalami Menkokesra Agung Laksono (tengahi) dan Menteri Kelautan Per...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar