Kodam IX/Udayana mempersiapkan secara dini konsep pengamanan pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) yang rencananya dilangsungkan pada tanggal 10-11 Desember mendatang di Nusa Dua.
Untuk melakukan pengamanan kegiatan ini, TNI juga mewaspadai ancaman terburuk dari teroris. Karenanya, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan, Sabtu (6/12) kemarin, melakukan gelar pasukan guna mengetahui kesiapan anggotanya dalam pengamanan yang rencananya dihadiri para pemimpin negara itu.
Intinya, TNI ingin mencegah secara dini ancaman yang datang baik itu ancaman teroris maupun bentuk ancaman yang lainnya. Karena TNI berada digaris depan dalam pengamanan VVIP nanti, pihaknya langsung mempersiapkan pasukannya 3.500 personel.
“Koordinasi antar-unsur di lapangan sangat perlu dilakukan sehingga kendala apa pun yang muncul segera bisa teratasi”, ujar Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan. Dijelaskannya, apa pun ancamannya setiap kepala negara TNI menjamin keamanannya, “Ini tanggung jawab kami”, tandasnya.
Ancaman yang perlu diantisipasi seperti di negara lain adalah bahaya teroris. Apalagi Bali sudah dua kali diporak-porandakan bom. “Kami tidak mau terjadi untuk ketiga kalinya”, tegas Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan putra Pahlawan Revolusi DI. Pandjaitan. yang merupakan perwira tinggi dari Kopassus yang mendapat pendidikan Anti Teror dari Ranger Amerika dan GSG 9 German.
TNI sangat memperhatikan sistem keamanan yang nantinya juga akan dilakukan bersama Polda Bali. Ancaman teroris itu seperti yang dikatakan Panglima TNI merupakan asumsi yang terjelek. “Sehingga ada atau tidak mereka (teroris) anggapan ada”, tegasnya. (Pendam IX/Dispenad)
Rabu, 10 Desember 2008
PANGDAM IX/UDAYANA : MANTAPKAN PENGAMANAN, TNI BURU TERORIS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar