JAKARTA - "Schelde Naval Shipbuilding-Belanda menyatakan kesediaannya membantu PT PAL membangun korvet nasional (Kornas), Mereka siap mengajarkan teknisi Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Iskandar Sitompul kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Selasa (10/3).Dia menyatakan, tahap awal PT PAL direncanakan mulai mengirim para teknisi perkapalan dan persenjataan ke Belanda. Selanjutnya, TNI AL akan mengirim teknisinya mempelajari seluk-beluk kapal tersebut. "Nantinya saat memulai pembangunan Kornas teknisi Schelde memantau langsung ke PT PAL," kata Iskandar.
Pembicaraan semakin mengerucut usai diserahterimakan KRI Frans Kaisiepo-368, korvet Sigma (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) terakhir pesanan TNI AL, di Belanda, pekan lalu. Hadir dalam peresmian Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno.
Indonesia memesan empat kapal korvet Sigma dari Negeri Kincir Angin itu dengan nilai total nilai 700 juta euro (sekitar Rp.8 triliun). Ketiga kapal pertama telah datang secara bertahap sejak medio 2007. Iskandar mengatakan, jangan sampai Indonesia kehilangan momentum pembangunan korvet kelima di dalam negeri.
"Apalagi mereka sudah berkomitmen melakukan alih teknologi," kata dia. TNI AL berharap PT PAL telah mulai membangun korvet tahun 2010. "Tapi realisasi pembangunan korvet kembali pada anggaran yang disediakan pemerintah," kata dia.
Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, korvet nasional baru akan masuk perencanaan anggaran 2010-2014. "Pelaksanaannya masih dinamis, bisa maju, bisa mundur," kata dia. Anggaran pembangunan korvet di dalam negeri memang tidak murah.
Hampir dua kali lipat harga kapal sejenis yang dibangun di Belanda. Permasalahannya, tambah Sjafrie, tidak hanya keterbatasan dana. Kesiapan BUMN yang dilibatkan juga harus diperhatikan. Realitanya, kemampuan teknologi kita belum maksimal memenuhi kebutuhan operasional. "Masih butuh pendampingan teknologi dari luar," katanya.
Senada dengan Iskandar, Sjafrie mengatakan, Belanda mempunyai peluang terbesar menjadi mitra PT PAL membangun korvet. Alasannya, Belanda paling berkomitmen menerapkan alih teknologi kapal permukaan. "Tapi tetap akan ada pengujian kelayakan dari masing-masing galangan," kata dia.
Sumber : JURNAS
Sabtu, 14 Maret 2009
Belanda Bantu Pembangunan Korvet Nasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Pada hari Rabu 24 Juni 2009 Casa TNI AL U-621 yang berada di bawah Wing Udara II mendeteksi konvoi kapal Induk US Navy di perairan Natuna ya...
-
Jumlah 10 kapal selam jadi prioritas anggaran (foto : Antara) Jakarta, Kompas - Kementerian Pertahanan memperkirakan, kebutuhan anggaran p...
-
SRAGEN - Kamis (17/9) pagi tadi sekitar pukul 10.30 dikhabar kembali terjadi kecelakaan pesawat TNI AU di Kampung Gulon, Desa Jati, Kecamata...
-
JAKARTA - Teknologi kapal selam Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan negara tetangga Malaysia. Karena itu, TNI AL menginginkan kapal sel...
-
SAMARINDA - Jajaran TNI akan segera membangun pangkalan udara (Lanud) di Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), maksud pembangunan lanud ini be...
-
MADIUN - Pesawat-pesawat tempur Hawk-109 dan 209 dari Skadon Udara 12 Lanud Pekanbaru, Riau sukses melaksanakan latihan Air Refueling (Pengi...
-
Tak disangka musibah kembali datang menjelang hari jadi TNI AU. Senin, 6 April 2009 lalu menjadi hari yang kelabu atas tewasnya 18 personel ...
-
Di pagi buta yang masih sunyi dan dingin, tidak biasanya anggota Skadron Udara 1 sudah melaksanakan apel pagi. Dengan tergesa-gesa mereka me...
-
Moskow (ANTARA News) - Rosoboronexport telah menandatangani persetujuan untuk menjual enam jet tempur Su-30 Flanker-C dan 18 tank amfibi BMP...
-
PARIS - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Kamis (16/4), beserta rombongan, melakukan kunjungan kerja ke Menteri Pertahanan Perancis Hervĕ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar