SALING klaim di perairan Ambalat akan terus terjadi selama masih ada sengketa garis batas antara RI dan Malaysia. TNI AL mendorong Departemen Luar Negeri (Deplu) segera menyelesaikan masalah ini.
"Kalau tidak Malaysia tetap menganggap itu wilayah mereka. Upaya perundingan dapat mengurangi konflik di lapangan," kata Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno di Sekolah Staf dan Komando TNI AL, Jakarta, Jumat (14/11).
KSAL mengakui, eskalasi pelanggaran di wilayah kaya minyak itu meningkat belakang ini. Karena masih ada perbedaan batas laut, kerap kali kapal perang Malaysia masuk ke wilayah Indonesia. Namun, biasanya kapal Malaysia langsung ke luar saat bertemu kapal perang RI.
"Kami selalu komunikasi dan menggiring mereka ke luar," katanya. Meski sering bersengketa, tambah Tedjo, tidak pernah ada benturan karena masing-masing pihak mengikuti prosedur yang berlaku. Prajurit di lapangan juga sepenuhnya mengerti sengketa harus diselesaikan dengan cara diplomatik.
"Setiap Malaysia melakukan pelanggaran, Indonesia selalu memberikan nota diplomatik lewat Deplu," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1975 itu. Dalam mengamankan Ambalat, matra laut menyiagakan lima hingga enam kapal perang. Tiga kapal berpatroli mengamankan seluruh area, sisanya siaga di tempat.
"Belum ada penambahan kekuatan, hanya mengintensifkan prosedur pengamanan yang ada," katanya. Komisi I (Bidang Pertahanan) DPR telah merekomendasikan pemerintah benar-benar dapat mengamankan Blok Ambalat, termasuk kegiatan eksplorasi yang dilakukan para investor.
"TNI juga harus menyusun langkah antisipasi terhadap berbagai manuver dan provokasi yang potensial dilakukan Malaysia," kata Ketua Komisi I Theo L Sambuaga. Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, dalam setiap perundingan Malaysia tetap berkeras blok Ambalat merupakan bagian dari teritorinya.
Bahkan mereka mengirimkan salinan nota diplomatik yang intinya memprotes kehadiran kekuatan TNI di Blok Ambalat. TNI akan bahas sengketa perbatasan ini pada General Border Committee Malaysia-Indonesia yang akan diadakan tahun depan di Jakarta.
Minggu, 16 November 2008
TNI AL Dorong Deplu Selesaikan Ambalat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
KRI Sikuda-863, termasuk dalam Kapal patroli kelas Attack. KRI eks HMAS Attack (P 90) adalah kapal patroli yang dibuat oleh Evans Deakin and...
-
JAKARTA - Mabes TNI hingga kini masih menyelidiki identitas pesawat atau pihak yang mengunci "misil" dua pesawat tempur jet Sukhoi...
-
JAKARTA - Sejumlah personel marinir Indonesia menunjukkan ketangkasan turun dari helikopter saat latihan bersama marinir AS 'Keris Eagle...
-
SRAGEN - Kamis (17/9) pagi tadi sekitar pukul 10.30 dikhabar kembali terjadi kecelakaan pesawat TNI AU di Kampung Gulon, Desa Jati, Kecamata...
-
PONTIANAK - Sejumlah anggota pasukan khusus TNI AU melakukan teknik tempur jarak dekat, saat simulasi di Skuadron Paskhas di Lanud AU Supadi...
-
JAKARTA - Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek selu...
-
25 September 2009, Surabaya -- Sebanyak 6 buah pesawat tempur jenis F-18 Hornet milik RAF, Australia transit di Lanudal Juanda untuk melaksa...
-
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan melalui Pembinaan Teritorial (Binter) yang sempat mendapat sorotan tajam dari masyarakat, Kamis tanggal 26 P...
-
JAKARTA--MI: Markas Besar (Mabes) TNI menegaskan, pengiriman pasukan ke Palestina sangat tergantung pada putusan Perserikatan Bangsa-Bangsa ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar