Jakarta - Pasca- pecahnya Uni Soviet, negara-negara Asia Timur yang kini paling maju di bidang antariksa adalah Rusia dan Ukraina. Kedua negara itu kini mengincar Indonesia yang letak geografisnya paling ideal bagi peluncuran satelit dan karena negara di khatulistiwa ini tengah gencar mengembangkan teknologi ruang angkasa.
Pada 2007 tercapai kesepakatan antara dua kepala negara Indonesia dan Rusia untuk mengembangkan teknologi tersebut. Langkah itu diikuti Ukraina, yang pernah meluncurkan satelit komunikasi Garuda-1 seberat 4 ton dengan roket protonnya, pada awal dasawarsa 2000-an.
Penandatanganan naskah kerja sama Indonesia-Ukraina dilaksanakan di Jakarta, Kamis (6/11), diwakili Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewo Salatun dan General Director National Space Agency of Ukraine (NSAU) Yuriy S Alexeyev.
Dijelaskan Adi, kerja sama kedua pihak dapat dilakukan antara lain dalam bidang ilmu antariksa dasar, meteorologi dan geofisika antariksa, astronomi, astrofisika, pengembangan dan fabrikasi satelit, pengembangan sistem penginderaan jauh dan telekomunikasi antariksa.
Menurut Yuriy, pada persetujuan tersebut hal-hal yang dapat dilakukan, antara lain, pelaksanaan proyek antariksa bersama, pelatihan personel, pertukaran ilmuwan dan teknisi, pertukaran informasi; hasil percobaan; dan peralatan, serta pengembangan bersama peluncur dan sistem antariksa lainnya. Namun, untuk saat ini, ujarnya, Ukraina belum mengarah pada pemanfaatan wilayah udara Indonesia sebagai tempat peluncuran roketnya.
Ditambahkan Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Soewarto Hardhienata, kerja sama dengan NSAU ini harus mengacu pada beberapa pembatasan, karena Ukraina berpegang pada kesepakatan dunia dalam pengawasan transfer teknologi antariksa seperti yang tertuang dalam Missile Technology Controle Regime.
”Karena itu, berlaku larangan transfer barang dan komponen yang dapat digunakan untuk pengembangan roket yang dapat menjangkau jarak 300 kilometer ke atas dan membawa muatan minimal 500 kg,” tutur Soe- warto. (sumber)
Jumat, 07 November 2008
Ukraina Incar Indonesia untuk Peluncuran Satelit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Magelang - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan bahwa pembuatan kapal jenis Perusak Kawal Ruda...
-
Batalyon Pembekalan dan Angkutan-4/Air (Yon Bekang-4/Air) memberangkatkan tiga Kapal Angkatan Darat RI (ADRI), ketiga Kapal ADRI tersebut an...
-
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menekan pelanggaran di wilayah perbatasan laut kedua negara, teruta...
-
JAKARTA - Eurocopter, perusahaan yang bergerak di bidang ruang angkasa, pertahanan, dan jasa terkait membuka anak usahanya di Indonesia, Rab...
-
JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar mengatakan sistem “kanibal” dalam penggantian onderdil pesawat harus dievaluasi. ...
-
JAKARTA - TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force/ RAAF) sepakat meningkatkan kerja sama kedua pihak yan...
-
Ambalat, 30 April (TANDEF) - Pagi ini pada pukul 10.00 s/d 11:30 WITA, KRI Untung Suropati melakukan pengusiran terhadap KD Jerong milik AL ...
-
Ada jagoan terbaru saat mengunjungi stand BUMN Industri Strategis dalam pameran Indo Defence & Aerospace 2008 di Bandara Halim Perdanaku...
-
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, pihaknya akan segera mengoperasikan Pos TNI Angkatan Laut (Posal) di Pulau Nipah, ...
-
Jakarta - Krisis finansial global yang menerpa semua negara di belahan dunia ini, juga dirasakan oleh Republik Rakyat Cina. Akibatnya, komit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar