JAKARTA - Dalam kunjungan Menhan Malaysia Selasa (30/6) kemarin, Menhan RI Juwono Sudarsono menyampaikan bahwa maksud kunjungan tersebut juga dalam rangka membahas kemungkinan kerja sama bilateral kedua negara khususnya dalam bidang industri pertahanan.
Kemungkinan kerjasama dalam bidang industri pertahanan diantara kedua negara, akan dibahas lebih lanjut oleh kedua negara. Menindaklanjuti hal ini Menhan Malaysia .B. Dato’Seri DR. Ahmad Zahid Bin Hamidi beserta rombongan melanjutkan kunjungannya ke Bandung untuk meninjau secara langsung Industri strategis PT DI dan PT Pindad.
Sumber : DMC
Pertukaran Panser 6x6 dengan 8x8
BANDUNG - Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi menawarkan kerja sama pertukaran alat utama sistem senjata (alutsista) kepada Pemerintah Indonesia.
Menurut Zahid,kerja sama pertukaran alutsista ini sangat penting untuk memperkuat pertahanan kedua negara di wilayah Asia.”Kita melihat apa yang ada di sini dan ternyata ada kendaraan tempur 6x6, sementara kita memiliki industri yang memproduksi 8x8. Jika kita membutuhkan kendaraan tempur 6x6, lebih baik kita ambil dari PT Pindad, tidak ke negara lain. Begitu pun Indonesia, jika membutuhkan 8x8.
Kita bekerja sama sebagai negara ASEAN,”kata Zahid saat mengunjungi PT Pindad di Bandung Selasa (30/6). Zahid menyatakan,kunjungannya ke PT Pindad memang untuk melihat dan membahas industri pertahanan. Menurut dia, kerja sama bidang pertahanan dua negara sangat diperlukan.
Pertukaran perdagangan alutsista menjadi yang utama.Kerja sama pertahanan ini,ujar dia,harus segera direalisasi. Sebab, negara ASEAN memiliki 500 juta penduduk dan jika kekuatan pertahanan serta persenjataan dibangun bersama, hal itu akan membuat negara-negara di kawasan ASEAN menjadi lebih kuat.
“Negara-negara di Eropa sudah melakukan ini atas inisiatif dari Uni Eropa (UE).Kita sudah bicarakan tadi, umpamanya ada komponen-komponen tertentu yang kita bisa produksi dapat dikirim ke sini agar dapat digunakan untuk memproduksi kendaraan tempur,”ungkap Zahid.
Direktur Utama PT Pindad Adik Aldvianto mengatakan, pihaknya siap jika memang nantinya Malaysia menginginkan produksinya. “Implementasinya berupa offset program. Misalnya, jika Malaysia membutuhkan peralatan, mereka membeli ke kita, sementara begitu juga dengan kita, harus membeli kepada Malaysia,”jelas Adik.
Sumber : SEPUTARINDONESIA
BANDUNG - Selain berkunjung ke PT. Pindad Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri DR. Ahmad Zahid Bin Hamidi, Selasa (30/6) kemarin juga melakukan kunjungan ke PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung.
Dalam kunjungannya ke PT. DI menhan Malaysia diterima oleh Dirut PT. DI, Budi Santoso beserta jajarannya. Selama di PT. DI, menhan Malaysia berkesempatan meninjau secara langsung proses pembuatan pesawat CN 235.
Saat menerima kunjungan Menhan Malaysia, Dirut PT. DI menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaanya berkunjung ke PT. DI. Menurutnya, PT. DI juga merasa terhormat karena selama ini Malaysia merupakan customer yang telah lama menjalin kerjasama yang begitu baik dengan PT. DI.
Dijelaskannya, sejak 20 tahun yang lalu Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) telah memberikan kepercayaan kepada PT. DI untuk memasok alat transportasi udaranya. Enam pesawat CN 235 transport militer telah dioperasikan oleh TUDM dan di tahun 2002 kembali Kementerian Pertahanan Malaysia memutuskan untuk membeli dua unit pesawat CN 235 VIP. Dirut PT. DI menambahkan, kontrak pembelian tersebut menambah keyakinan bahwa Malaysia mempercayai terhadap hasil produksi bangsa Indonesia.
Menhan Malaysia juga menyatakan kekaguman dan ketertarikannya akan pesawat patroli maritim yang dibuat PTDI (CN-235MPA), beliau berharap PTDI bisa bekerjasama dengan Industri strategis Malaysia dalam konteks saling menguntungkan antar kedua negara.
Keinginan terserbut menurut Menhan Malaysia telah disampaikannya saat pertemuannya dengan Menhan RI Juwono Sudarsono Senin (29/6). Dalam kunjungannya kepada Menhan RI diantaranya dibicarakan kemungkinan untuk menjalin kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara. ”Jadi apa yang ingin kita pelajari sekarang adalah soal smart partnership” tambahnya.
Kamis, 02 Juli 2009
Indonesia - Malaysia Jajaki Kerja Sama Bidang Industri Pertahanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
JAKARTA - Dua unit pesawat jet tempur Sukhoi baru TNI Angkatan Udara (AU) yang tiba di Indonesia pada 26 Desember 2008, kini mulai menjalani...
-
Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin kedatangan keluarga baru. Tak lain yakni 2 pesawat jet Shukoi dengan tipe SU 30 MK2 asal...
-
Jakarta - Mabes TNI Angkatan Darat (AD) menyatakan, akan memperkuat pos-pos pengamanan TNI di Papua, terutama di titik-titik rawan seperti d...
-
Pilot Russia, Pavel Tarakanov dan Alexander Demchenko usai menjalani test flight di wilayah udara sekitar Kota Maros dan Makassar Selasa (6/...
-
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso melepas keberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai Satgas Maritim TNI Kontigen Garuda (Konga...
-
JAKARTA - Salah satu armada laut yang dimiliki TNI AL, KRI Diponegoro-365, dipastikan akan bertolak ke Lebanon pada 13 Februari 2009 untuk b...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan (Dephan) dan Mabes TNI mengurangi jumlah personel yang direkrut. Kebijakan itu tertuang dalam tiga langkah D...
-
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan melalui Pembinaan Teritorial (Binter) yang sempat mendapat sorotan tajam dari masyarakat, Kamis tanggal 26 P...
-
SALORE - Wakil Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Timur (STPPIT) Markas Besar TNI, Mayor Infantri Anak Agung Krisna...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan tetap berencana membeli pesawat Hercules dari Amerika Serikat. “Kami masih perhitungkan dan sedang jajaki pe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar