Selasa, 08 September 2009

Pesawat Nomad AL Jatuh di Bulungan, Kaltim, Empat Tewas


Sejumlah anggota TNI AL yang tergabung dalam Base Maintenance Team (BMT) Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan perbaikan pada pesawat intai Nomad yang mengalami kerusakan di wilayah perbatasan dengan Malaysia, Long Bawan, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). BMT Wing Udara-1 Puspenerbal dilatih khusus dalam hal perbaikan pesawat yang mengalami kerusakan dalam kondisi darurat dan di daerah terpencil dengan kecepatan waktu perbaikan sangat singkat. (Foto: ANTARA/Letkol Laut (P) Imam Musani/Koz/hp/09)

7 September 2009, Nunukan -- Pesawat Nomad tipe N-24 bernomer registrasi P-837 milik TNI Angkatan Laut dilaporkan jatuh ketika melakukan patroli rutin. Pesawat mengangkut sembilan penumpang, diawaki Pilot Lettu Erwin dan co pilot Lettu Saiful , mekanis Serma Sodikin dan enam penumpang sipil. Ketiga kru pesawat itu bertugas di Wing Udara Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya.

"Biasa digunakan untuk patroli perbatasan dengan Malaysia di Kalimantan," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama, Iskandar Sitompul, kepada VIVAnews.
Pesawat tersebut dalam perjalanan dari Long Bawang menuju Tarakan, Kaltim. Kontributor Metro TV di Nunukan, Zakir, melaporkan, pesawat terbang dari Nunukan, sekitar pukul 13.00 WITA. Pesawat sedianya menuju Tarakan. Seharusnya pesawat sudah mendarat di Bandar Udara Juwata, Tarakan, sekitar pukul 13.30 WITA. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.30 Wita, di wilayah Desa Sekatak Bengarah Sukun Mendanau RT 03, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur di titik kordinat 03'09 618 not.117 11575 East.

Menurut Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Rudi Pranoto pesawat yang jatuh kondisinya terbelah dua.

Kondisi korban

Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengidentifikasi tujuh dari sembilan korban jatuhnya pesawat Nomad. Empat penumpang sipil ditemukan tewas, bernama Yakup Kayan, Srihardi sedangkan dua korban belum teridentifikasi. Lima penumpang selamat, tiga orang militer Pilot Lettu Erwin, Kopilot Lettu Saiful dan teknisi Serma Sodikin sedangkan dua penumpang sipil bernama Urip dan Muhamir.

Para korban dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan, Senin malam (7/8). Kondisi Lettu Erwin luka berat di bagian kepala, Lettu Saifullah dan Serma Sodikin luka ringan, Urip luka berat dan Muhamir luka ringan.

TNI AL Pernah Berencana Ganti Pesawat Nomad

Pesawat intai taktis Nomad milik TNI Angkatan Laut diduga jatuh di Kalimantan. Dalam sejarahnya, Markas Besar TNI Al pernah berencana mengganti pesawat Nomad dengan pesawat jenis CN-235 MPA atau C-212 MPA untuk fungsi patroli maritim.

Berdasar informasi yang dihimpun okezone, Senin, (7/9/2009), pesawat buatan GAF (Government Aircraft Factories) dari Australia ini kerap terbang rendah "menyambar" kapal-kapal asing yang dicurigai membawa muatan ilegal.

Nomad memang punya kemampuan terbang rendah 15 meter dari permukaan, pesawat ringan dengan dua mesin turboprop ini dirancang untuk bisa melakukan STOL (Short Take Off Landing), dan dipersiapkan untuk bisa mendarat di landasan tanah atau rumput.

TNI AL telah beberapa kali kehilangan pesawat jenis Nomad. Pada 1988, NOMAD TNI AL jatuh di perairan Cina Selatan dan Nomad N22 P-817, yang jatuh 4 Mei 1987 di perairan Pulau Mapur, Bintan Utara, Kepulauan Riau. Selain itum, pesawat Nomad TNI AL P837 833 juga pernah jatuh di Batu Daun, Sabang, Aceh, pada 30 Desember 2007.

MEDIA INDONESIA/VIVANews/okezone/@beritahankam

DPR Minta TNI AL Ungkap Penyebab Kecelakaan Nomad

7 September 2009, Jakarta -- Sejumlah kalangan menyayangkan kecelakaan yang kembali terjadi dan menimpa peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) TNI serta kembali memakan korban jiwa. Menurut anggota Komisi I dari Fraksi PDI-P Andreas Pareira, pihak TNI AL harus segera mengungkap sekaligus mempertanggungjawabkan penyebab kecelakaan pesawat jenis Nomad kali ini.

"Jangan sampai peristiwa macam itu terus berulang tanpa ada pertanggungjawaban jelas. Kalau penyebabnya faktor teknis maka komandan harus bertanggung jawab. Mereka yang terkait harus dijatuhi sanksi tegas. Jangan sampai prajurit TNI kita terus menjadi korban begitu juga alutsista kita yang jumlahnya sudah sangat terbatas," ujar Andreas.

Sementara peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramowardhani mengingatkan, pemerintah harus lebih serius lagi memerhatikan kebutuhan alutsista TNI. Caranya dengan melakukan efisiensi dalam pos-pos anggaran pertahanan, terutama dengan mereduksi persenjataan lama yang memakan biaya perawatan besar.

Saat dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Masyarakat Sipil Global Universitas Indonesia Andi Widjojanto menyatakan, hingga saat ini memang tidak terjadi perubahan dan perbaikan signifikan kondisi alutsista TNI sejak terakhir kali pesawat Hercules jatuh beberapa waktu lalu di Jawa Timur. "Tambahan alokasi anggaran belanja pertahanan untuk tahun 2010 paling tidak baru bisa turun dan digunakan Maret tahun depan. Jadi, bisa dibilang memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi seperti itu, bahkan kalau pun anggaran tahun 2010 turun," ujar Andi.

Tidak ada pilihan lain, tambah Andi, pemerintah harus berani mengambil langkah drastis mengandangkan semua alutsista tua, berkondisi buruk, dan tidak laik macam pesawat maupun kapal-lapal milik TNI. Selain itu, tambahan anggaran yang diberikan tahun 2010 harus benar-benar dimaksimalkan untuk meningkatkan kelaikan alutsista yang masih bisa digunakan hingga kondisi 100 persen. "Harus bisa dijamin pemeliharaan yang efisien dan layak," ujar Andi.

Diakui kemudian, tambah Andi, langkah meng-grounded alutsista yang ada bakal menurunkan tingkat kesiapan TNI. Akan tetapi, hal itu masih mungkin dilakukan sekarang ketika tingkat ancaman yang ada, baik serangan dari negara lain maupun ancaman separatis, bisa dibilang rendah.

KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Antara (13) Anti Teror (20) Asia (27) Berita (48) Eropa (5) Feature (10) Indonesia (55) Industri Pertahanan (47) Intelijen (9) Kerja Sama (91) Konflik (42) Latihan Perang (48) Luar Negeri (43) Militer (101) Pameran Teknologi (30) PBB (44) Perang (4) Pertahanan (155) Polisi (5) Politik (62) Serah Terima Jabatan (1) Teknologi (91) Timur Tengah (6) TNI (105) TNI-AD (46) TNI-AL (140) TNI-AU (83) tnial (3) Today's Pic (7) US Army (2) War (2)
Diberdayakan oleh Blogger.
Defender Magazine