JAKARTA - Thailand akhirnya ikut bergabung dengan Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam pengamanan Selat Malaka, setelah sempat tertunda beberapa kali mengingat kisruh politik dalam negeri yang melanda Negeri Gajah Putih tersebut.
"Sejak dua bulan lalu, Thailand bergabung dalam pengamanan bersama Selat Malaka," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dalam seminar pertahanan serangkaian pameran pertahanan dan dirgantara Indonesia 2008 di Jakarta, Kamis (20/11).
Ide untuk melibatkan Thailand dalam patroli terkoordinasi di Selat Malaka datang dari Indonesia dan dibahas dalam Shangrilla Dialogue di Kuala Lumpur 2 Agustus 2005, yang dihadiri panglima angkatan bersenjata tiga negara pantai dan Thailand. Semula keikutsertaan Thailand akan dikukuhkan pada 1 Desember 2005 dengan payung MIST (Malaysia-Indonesia-Singapura-Thailand. Namun perkembangan politik di Thailand tidak memungkinkan dan akhirnya pemerintah setempat memutuskan Thailand berstatus peninjau dalam kerja sama pengamanan bersama di Selat Malaka.
Selat Malaka dibatasi Pulau Rondo hingga Pukhet di sebelah utara dan di sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Karimun hingga Tanjung Piai, dengan panjang seluruhnya mencapai sekitar 500 mil atau 926 kilometer. Untuk mengamankan Selat Malaka, Indonesia membentuk kerja sama keamanan trilateral dengan Malaysia dan Singapura yang dinamakan Patroli Terkoordinasi (Coordinated Patrol) Malsindo.
Dalam kegiatan pengamanan Selat Malaka lewat Malsindo itu, dibangun beberapa titik pengawasan (point control) masing-masing di Belawan dan Batam (Indonesia), Lumut (Malaysia) dan Changi (Singapura). Jika Thailand jadi bergabung, maka titik pengawasan akan ditambah di Pukhet
Panglima TNI mengungkapkan, keamanan di Selat Malaka kini lebih kondusif dibandingkan sebelum ada patroli terkoordinasi tiga negara pantai yakni Indonesi, Malaysia dan Singapura. "Tahun ini saja, tidak lebih dari 10 kejadian penyelundupan terjadi disana, itu pun dapat ditangkap pelakunya," katanya.
Pada kesempatan yang sama Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM) Jenderal Tan Sri Abdul Azis mengatakan, prestasi yang dicapai dalam pengamanan Selat Malaka, terutama oleh Indonesia dan Malaysia, telah membuahkan hasil positif. "Itu merupakan keberhasilan yang dicapai oleh tiga negara pantai yang ada di Selat Malaka, khususnya angkatan bersenjata Malaysia dan Indonesia," katanya. (Ant/OL-06)
Jumat, 21 November 2008
Thailand Ikut Amankan Selat Malaka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Tiga Sukhoi Su-27 SKM Tiba 5 September JAKARTA - Tiga pesawat Sukhoi buatan Rusia jenis Su-27SKM direncanakan datang 5 September 2010. Ketig...
-
JAKARTA - Thailand akhirnya ikut bergabung dengan Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam pengamanan Selat Malaka, setelah sempat tertunda b...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan menyatakan, pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut akan ditunda sampai 2011, karena keterbata...
-
Pekanbaru - TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) menggelar latihan bersama yang dijadwalkan hari ...
-
DEPARTEMEN Pertahanan (Dephan) mengkaji kembali perlunya pengadaan kapal selam bagi TNI AL. Alasannya, pengadaan kapal selam menghadapi seju...
-
SAMARINDA - Jajaran TNI akan segera membangun pangkalan udara (Lanud) di Kabupaten Berau (Kalimantan Timur), maksud pembangunan lanud ini be...
-
JAKARTA - Departemen Pertahanan (Dephan), Departemen Keuangan (Depkeu) dan Bappenas mengadakan rapat koordinasi rutin pengadaan alat utama s...
-
JAKARTA - Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika Serikat (US Marine Corps/USMC) sepakat untuk meningkatkan kerja sama, te...
-
KUPANG - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan menggelar latihan bersama Angkatan Laut Australia (Royal Au...
-
Jakarta - Belum genap 2 bulan setelah jatuhnya pesawat Fokker A 2703 di Bandung, kini TNI AU kembali berduka. Sebuah pesawat Hercules C-130 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar