JAKARTA - Korps Marinir merayakan ulang tahun ke-63 di Lapangan Brigif 2 Cilandak, Jakarta Selatan, kemarin (18/11). Berbeda dengan tahun lalu yang dirayakan besar-besaran di Surabaya, perayaan tahun ini lebih sederhana. Meski begitu, atraksi beladiri, defile kendaraan tempur, dan terjun payung pasukan khusus TNI-AL cukup memukau undangan.
Upacara dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tedjo Edhi Purdijatno. Ribuan prajurit sudah berada di lapangan sejak pukul tujuh pagi.
”Kami bangga karena Marinir bisa eksis meski dengan kendaraan tempur yang cukup tua, bahkan hampir setengah abad,” ujar KSAL setelah upacara. Dalam defile ditampilkan tank BTR 50 buatan 1958. Ada juga kendaraan tempur PT 76 buatan Rusia 1958 yang masuk ke Indonesia pada 1962.
Tedjo berharap kendaraan tempur pesanan dari Rusia segera datang. ”Ada tank BMP 3 F yang kita pesan. Moga-moga tahun depan sudah bisa operasional,” katanya.
Menurut KSAL pertama dari lingkungan penerbang helikopter tempur itu, Marinir sangat dibutuhkan bagi pertahanan garis depan Indonesia. ”Di pos-pos perbatasan, itu yang jaga Marinir. Di mana-mana Marinir selalu dekat dengan rakyat,” ujarnya.
Saat ditanya soal situasi Ambalat, KSAL memastikan Marinir yang berjaga di pos terluar dalam posisi siaga. ”Untuk sementara ini tidak ada penambahan pasukan di sana. Tapi, kalau dibutuhkan, kita siap sewaktu-waktu,” tegas Tedjo.
Di tempat terpisah, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menjelaskan, pemerintah akan membangun pos dan dermaga di Pulau Nipah, pulau terluar di wilayah Indonesia. Pembangunan pos dan dermaga itu sebagai penanda mengukur batas wilayah NKRI. ”Insya Allah Desember selesai. TNI menyiapkan untuk mengoperasikan pos dan dermaga Angkatan Laut,” katanya setelah rapat koordinasi tentang Pulau Nipah di Kantor Kementerian Polhukam kemarin.
Di Pulau Nipah akan ada satu pos jaga dan dermaga. ”Dua bulan lagi kita siapkan personel dan perangkatnya untuk mengoperasikannya,” jelasnya.
Asisten Operasi TNI Mayjen TNI Supiadin AS mengatakan, pos jaga di Pulau Nipah baru dikerjakan. Sebelum pos itu dibuat, pulau yang terletak perairan Selat Malaka, yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia itu dijaga satu peleton pasukan TNI.
Selama ini posnya sendiri berada di Batam. ”Jadi diperkuat, karena Nipah merupakan pulau titik dasar pengukuran batas wilayah kita. Jadi, harus dibangun kembali,” ujarnya.(sumber)
Kamis, 20 November 2008
Marinir Siap Bergerak ke Ambalat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Pada hari itu juga, kedua KRI juga berhasil mendeteksi sebuah helikopter Malaysian Maritime Enforcement Agency dan pesawat Beechraft yang te...
-
RTOP-41 Vukovar, Kapal fast attack kelas Helsinki buatan Kroasia JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarso...
-
Jakarta - Belum genap 2 bulan setelah jatuhnya pesawat Fokker A 2703 di Bandung, kini TNI AU kembali berduka. Sebuah pesawat Hercules C-130 ...
-
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia atau Indonesian Defense University yang dipraka...
-
Jakarta - Terorisme saat ini telah menjadi ancaman global. Para pelakunya adalah orang-orang yang gemar dengan aksi-aksi radikal. Untuk memb...
-
JAKARTA - Menjelang peleburan Detasemen Khusus Antiteror 88 pada Oktober 2010 nanti, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri meminta tiap p...
-
Latihan gabungan (Latgab) anti teror di Surabaya dilakuan TNI-Polri di Bandara Juanda dan 3 hotel berbintang 5, Minggu (21/12/08). Dalam lat...
-
KRI Diponegoro. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi) 23 November 2009, Jakarta -- Ada banyak cerit...
-
PONTIANAK - Empat pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara (skadud) 1 Elang Khatulistiwa Pontianak dan Balikpapan, melakukan operasi pengaman...
-
BALIKPAPAN - TNI AL menambah kekuatan untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di Blok Ambalat. Senin (22/6), TNI AL bakal mengirimkan KR...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar