TNI Angkatan Darat dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Minggu (21/12) pagi, melakukan latihan kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan untuk mengantisipasi serangan teroris. Latihan dilakukan serempak di lima lokasi terpisah di Jakarta yakni di gedung Bursa Efek Indonesia (Jalan Sudirman), Hotel Sultan (Senayan), Hotel Borobudur (Jakarta Pusat), kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, dan Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma. Dalam latihan gabungan tersebut Polri menurunkan personel Brimob dan Densus 88, sedangkan dari TNI AD menurunkan personil Gultor dari Kopassus.Simulasi antiteror di Hotel Sultan itu sendiri dimulai pukul 06.00 WIB. Aksi teroris di lokasi ini ditandai dua ledakan bom di kawasan hotel. Setelah mendapat laporan dari pengelola hotel, pasukan gabungan Polda Metro Jaya, TNI, Dinas Kesehatan, dan Pemadam Kebakaran memasuki lokasi kejadian. Sementara itu, satuan unit Poli Lalu Lintas berjaga-jaga dengan mengalihkan arus lalu-lintas di sekitar lokasi.
Setelah aman, pasukan gabungan antiteror mulai memasuki lingkungan hotel untuk mengamankan pengunjung dan pegawai yang disandera. Di bawah komando Polri, pasukan gabungan terus berkoodinasi dan berkomunikasi. Informasi juga didapat dari pengunjung dan pegawai hotel yang berhasil menyelamatkan diri. Beberapa menit kemudian, pasukan Gegana dari TNI AD dan Polri masuk ke dalam hotel melalui atap dengan menggunakan helikopter.
Tim ini dibagi menjadi dua. Satu tim bergerak masuk melalui pintu di atap, sisanya meluncur menggunakan tali dan turun mendekati kamar penyanderaan. Pasukan peluncur secara serentak turun ke samping kamar, meledakkan kaca jendela dengan bom, lalu masuk ke dalam kamar hotel. Seketika itu, seluruh pasukan yang ada di luar memasuki hotel melalui pintu di lantai bawah.
Usaha pasukan antiteror untuk menyelamatkan para sandera mendapat perlawanan sengit dari para teroris. Terjadi baku tembak antara kedua pihak yang membawa korban jiwa. Sepuluh menit kemudian, pasukan antiteror berhasil menguasai kondisi. Berikutnya, tim evakuasi dan identifikasi serta tim kesehatan bergerak memasuki hotel untuk menyisir lokasi kejadian.
Dalam aksi penyelamatan itu, diketahui jumlah korban sipil sebanyak 25 orang. Adapun teroris seluruhnya berjumlah 17 orang, empat di antaranya tewas dalam baku tembak. Latihan pun akhirnya selesai pada pukul 12.00 WIB. Pihak TNI dan Polri berencana melanjutkan latihan-latihan semacam ini untuk mempermudah pemahaman anggota mereka dalam menangani kasus-kasus teror di tanah air. "Rencananya simulasi ini akan diselenggarakan secara rutin setiap tahun antara TNI dan Polri," tambah Abu bakar. Dalam latihan tersebut, TNI dan Polri mengerahkan 300 personil gabungan. Tak satu pun anggota gabungan antiteror tewas dalam aksi tersebut.(Sumber)
Senin, 22 Desember 2008
Geladi Lapang Anti Teroris Oleh : Asep Kusman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
SURABAYA - Korvet SIGMA KRI Diponegoro-365, dipastikan jadi dikirim ke Lebanon untuk membantu pasukan perdamaian PBB yang bertugas di daerah...
-
Jakarta - Departemen Pertahanan (Dephan) menetapkan dua calon pemenang tender overhaul kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402, ...
-
Hercules C-130J JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjanjikan me...
-
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan melalui Pembinaan Teritorial (Binter) yang sempat mendapat sorotan tajam dari masyarakat, Kamis tanggal 26 P...
-
Jakarta - Belum genap 2 bulan setelah jatuhnya pesawat Fokker A 2703 di Bandung, kini TNI AU kembali berduka. Sebuah pesawat Hercules C-130 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar