Jakarta - Satu unit pasukan antiteror TNI AU Detasemen Bravo (Den Bravo) berhasil merebut Air Traffic Control (ATC) Bandara Halim Perdanakusuma. Keberhasilan itu menjadi awal berakhirnya penyanderaan presiden oleh sekelompok teroris di bandara tersebut.
Den Bravo yang berjumlah sembilan personel itu melakukan infiltrasi dengan senyap ke ATC yang dikuasai tiga orang teroris. Sekitar pukul 11.00 WIB, para teroris tersebut dilumpuhkan tanpa tembakan.
Direbutnya ATC memungkinan untuk pendaratan dua unit Den Bravo lainnya. Satu unit mendarat dengan helikopter, dan bergerak untuk membebaskan presiden yang disandera di VIP Room Bandara. Sementara satu unit lainnya mendarat dengan dua pesawat Hercules. Unit yang terakhir ini bertugas menyerbu pesawat kepresidenan, yang juga dibajak teroris.
Demikian seperti terlihat dalam Latihan Kesiapsiagaan dan Ketanggapsegeraan TNI-Polri dalam Penanggulangan Aksi Teror di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (Jaktim), Minggu (21/12/2008).
Benar saja, sekitar pukul 11.00 WIB dua pesawat Hercules itu mendarat dengan mulus. Pasukan Den Bravo keluar dari pesawat tersebut dan bergerak menuju pesawat kepresidenan "Kencana Airlines" yang berjarak kurang lebih 300 meter.
Sementara helikopter jenis superpuma melayang-layang di atas bandara beberapa saat kemudian. Sembilan personel Den Bravo bersenjata lengkap tampak turun dari helikopter itu dengan menggunakan tali.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana proses penyelematan presiden di VIP Room. Akan tetapi, Den Bravo yang menaiki mobil Rantis dan Ransus dapat mengambilalih pesawat kepresidenan dengan cepat. Empat personel masuk ke dalam pesawat yang berisi rombongan presiden dan awak pesawat. Sementara yang lainnya, siaga di pintu depan dan badan pesawat.
Beberapa menit kemudian, tiga teroris yang berada di dalam pesawat dapat dibekuk. Mereka diseret keluar dengan tangan terborgol. Berbarengan dengan itu, sang presiden keluar dari VIP room dengan diapit sekitar enam petugas.
Para teroris baik yang sebelumnya membajak pesawat maupun yang menyandera presiden digelandang menuju mobil khusus. Rombongan presiden diangkut dengan menggunakan bis. Sementara presiden dibawa menuju helikopter untuk meninggalkan bandara. Semuanya berjalan bersamaan dengan waktu sangat cepat untuk menghindari bom waktu yang kemungkinan dipasang teroris.
Drama penyanderaan berakhir. Sejumlah aparat TNI AD kemudian menjaga pesawat tersebut. Tak lama berselang, satu personel Gegana berseragam lengkap mendekat ke pesawat untuk melakukan sterilisasi.(irw/nrl)
(Sumber)
Minggu, 21 Desember 2008
Teroris Dibekuk, Drama Penyanderaan Presiden di Halim Berakhir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
SRAGEN - Kamis (17/9) pagi tadi sekitar pukul 10.30 dikhabar kembali terjadi kecelakaan pesawat TNI AU di Kampung Gulon, Desa Jati, Kecamata...
-
KD Tunku Abdul Rahman KUALA LUMPUR - Kapal selam pertama negara, KD Tunku Abdul Rahman, sudah berada di perairan Selat Melaka menuju ke Pela...
-
KRI Sikuda-863, termasuk dalam Kapal patroli kelas Attack. KRI eks HMAS Attack (P 90) adalah kapal patroli yang dibuat oleh Evans Deakin and...
-
JAKARTA - Mabes TNI hingga kini masih menyelidiki identitas pesawat atau pihak yang mengunci "misil" dua pesawat tempur jet Sukhoi...
-
JAKARTA - Sejumlah personel marinir Indonesia menunjukkan ketangkasan turun dari helikopter saat latihan bersama marinir AS 'Keris Eagle...
-
PONTIANAK - Sejumlah anggota pasukan khusus TNI AU melakukan teknik tempur jarak dekat, saat simulasi di Skuadron Paskhas di Lanud AU Supadi...
-
JAKARTA - Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda TNI Yushan Sayuti mengatakan, pihaknya akan mencek selu...
-
25 September 2009, Surabaya -- Sebanyak 6 buah pesawat tempur jenis F-18 Hornet milik RAF, Australia transit di Lanudal Juanda untuk melaksa...
-
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan melalui Pembinaan Teritorial (Binter) yang sempat mendapat sorotan tajam dari masyarakat, Kamis tanggal 26 P...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar