Kamis, 20 Mei 2010

AS Janjikan Normalisasi Kerja Sama dengan Kopassus


JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan segera memulihkan kembali kerja sama antarpasukan khusus militer kedua negara, terutama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus).

Hal itu disampaikan Komandan Pasukan Khusus Komando Pasifik AS Laksamana Muda Sean A. Pybus saat diterima Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Aslizar Tanjung melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/5).

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Pybus menyampaikan apresiasi terhadap reformasi internal TNI yang sudah berjalan dengan sangat baik. Ia juga mengapresiasi peran TNI dalam membantu Polri memberantas terorisme.

Tak hanya itu, Pybus juga memuji kapabilitas TNI dalam penanganan masalah keamanan nasional sehingga stabilitas regional wilayah Asia Tenggara tetap terpelihara.

Terkait hal tersebut, dirinya berjanji berupaya ke berbagai pihak di Amerika Serikat khususnya melalui Kongres dan para Senator AS bahwa TNI pada umumnya dan utamanya Satuan Khusus TNI adalah mitra strategis bagi AS guna menjamin stabilitas keamanan kawasan yang memberi manfaat bilateral bagi kedua negara.

Dalam waktu dekat, Pybus berjanji melaporkan hasil pertemuan dengan Panglima TNI kepada Panglima Komando militer AS di Asia Pasifik (US PACOM) agar segera ditindaklanjuti bentuk kerja sama yang akan dilakukan, khususnya dalam rangka peningkatan daya mampu Satuan Khusus TNI meliputi Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Korpaskhas TNI AU dalam penanggulangan terorisme.

Satuan Khusus TNI telah banyak menjalin kerja sama denagn pasukan serupa dari berbagai negara, termasuk Kopassus.

Kopassus menjalin kerja sama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerja sama itu terhenti, menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999.

Setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu.

Padahal pascapencabutan embargo militer itu AS telah membuka kembali kerja sama "International Military Education and Training" (IMET), "Foreign Military Sales" (FMS), "Foreign Military Financing" (FMF), maupun "Defence Export" dengan Indonesia.


Militer AS Buka Kemungkinan Latihan Bersama

Sementara itu Senin (17/5) kemarin Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menerima kunjungan dinas Komandan Pasukan Khusus Komando Pasifik AS Laksamana Muda Sean A Pybus, di Jakarta. Pembicaraan berakhir dengan janji tindak lanjut peningkatan kapasitas satuan khusus di lingkungan TNI bekerjasama dengan militer AS.

"Laksamana Bintang Dua ini berjanji akan melaporkan hasil pertemuan kepada Panglima US PACOM sehingga dapat segera ditindaklanjuti bentuk kerjasama yang akan dilakukan, khususnya dalam rangka capacity building Satuan Khusus TNI meliputi Kopassus TNI AD dan Denjaka TNI AL serta Kopaskhas TNI AU dalam rangka penanggulangan terorisme," kata Kapuspen TNI Mayjen Aslizar Tanjung dalam rilis yang diterima Media Indonesia.

Panglima TNI sempat menyampaikan berbagai langkah yang ditempuh TNI selama dua belas tahun terakhir dalam menunjang proses demokratisasi nasional melalui reformasi internal TNI secara berkelanjutan, terarah dan konseptual terhadap struktur, kultur, doktrin, pendidikan dan latihan, serta peraturan hukum dan aturan-aturan pelibatan TNI, baik dalam Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi Militer Selain Perang.

Atas hal ini, Laksda Pybus menyampaikan apresiasi terhadap reformasi internal TNI yang sudah berjalan dengan baik. Ia mengapresiasi peran TNI dalam membantu polri memberantas terorisme. Ia juga menyatakan akan berupaya menyampaikan ke berbagai pihak di Amerika Serikat khususnya melalui Kongres dan para Senator AS.

"TNI pada umumnya dan utamanya Satuan Khusus TNI adalah merupakan mitra strategis bagi AS guna menjamin stabilitas keamanan kawasan dan pada gilirannya, kerjasama tersebut diyakini akan memberi manfaat bilateral bagi kedua negara," tukasnya.

RI-Rusia Matangkan Kerja Sama Antiteror

JAKARTA - Indonesia dan Rusia akan mematangkan kerja sama antiteror dengan pembentukan kelompok kerja bersama kedua negara, kata Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Ansyaad Mbai di Jakarta, Sabtu (15/5).

Ansyaad Mbai mengemukakan, kedua negara sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama kedua pihak dalam pemberantasan terorisme, pada tiga bulan silam.

"Bulan depan, kedua negara akan membentuk kelompok kerja bersama sebagai tindak lanjut nota kesepahaman yang telah disepakati. Pertemuan pertama akan dilakukan di Rusia," ungkap Ansyaad.

Indonesia telah menjalin kerja sama serupa dengan sejumlah negara. Selain negara-negara ASEAN, kerja sama antiteror juga dilakukan bersama sejumlah negara Asia Selatan seperti India, Pakistan dan beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Afghanistan dan Kuwait.

Bentuk kerja sama yang dilakukan meliputi pertukaran data dan informasi intelijen, dan langkah-langkah persuasif seperti deradikalisasi, untuk menetralisasikan paham-paham radikal yang dianut para teroris, tutur Ansyaad.

Ia mengatakan, meski telah memiliki kerja sama dengan sejumlah negara , Indonesia masih belum setara dengan negara-negara tersebut, karena sanksi hukuman yang lemah bagi teroris.

"Di negara lain, hukumannya bisa bertahun-tahun, tiba di Indonesia hanya dihukum beberapa bulan. Ini kan timpang. Sehingga kerja sama yang dijalin juga belum maksimal dan efektif," kata Ansyaad.

Sumber : ANTARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Antara (13) Anti Teror (20) Asia (27) Berita (48) Eropa (5) Feature (10) Indonesia (55) Industri Pertahanan (47) Intelijen (9) Kerja Sama (91) Konflik (42) Latihan Perang (48) Luar Negeri (43) Militer (101) Pameran Teknologi (30) PBB (44) Perang (4) Pertahanan (155) Polisi (5) Politik (62) Serah Terima Jabatan (1) Teknologi (91) Timur Tengah (6) TNI (105) TNI-AD (46) TNI-AL (140) TNI-AU (83) tnial (3) Today's Pic (7) US Army (2) War (2)
Diberdayakan oleh Blogger.
Defender Magazine