JAKARTA - Pasukan TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Kongo dihadapkan pada situasi sulit. Posisi mereka kini siaga satu karena kondisi di negara tepian Afrika itu sedang genting. Kontingen Garuda XX-F yang diberangkatkan pada 15 Oktober lalu harus meningkatkan kewaspadaan. Sebab, situasi di wilayah timur Kongo, yakni Kota Goma, ibu kota Provinsi North Kivu, kurang kondusif.
Perwira Penerangan Konga XX-F/MONUC Kapten Inf Leo Sugandhi melalui surat elektroniknya kepada Jawa Pos kemarin mengatakan, sejak seminggu terakhir, situasi Goma mencekam. ''Itu terjadi setelah pasukan pemberontak pimpinan Jenderal Laurent Nkunda menyerang dan menduduki wilayah Rutshuru yang merupakan pintu gerbang menuju Goma dari arah utara,'' jelasnya.
Sekjen PBB Ban Ki-Moon telah meminta Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan penambahan 3.000 pasukan penjaga perdamaian di Kongo. Tambahan pasukan tersebut meliputi 2 batalyon infanteri, 2 kompi pasukan khusus, 18 helikopter, dan 2 pesawat Herkules. Rencananya, pasukan tambahan tersebut ditempatkan di Goma guna mengamankan kota perdagangan dan bisnis di wilayah timur Kongo itu.
Untuk mengantisipasi keadaan tidak aman itu, Kontingen Garuda XX-F yang berjumlah 175 orang tersebar di 3 wilayah berbeda (Dungu, Bunia, dan Beni) kini kembali memegang senjata. Padahal, sebenarnya tugas mereka adalah memberikan bantuan teknis nontempur. Misalnya, membangun jembatan atau membangun sanitasi air bersih. ''Kami mengadakan simulasi latihan terhadap kemungkinan terburuk yang dapat terjadi,'' kata Leo.
Di samping tugas utamanya memberikan bantuan zeni kepada MONUC (Misi PBB di Kongo), pasukan TNI tetap mengutamakan faktor keamanan dengan berpegang kepada MoU (memorandum of understanding), SOP (standard operating procedure), dan ROE (rule of engagement) yang telah ditetapkan PBB.
Saat ini, Kontingen Garuda XX-F pimpinan Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo membuat Bandara Dungu, memperbaiki Bandara Mavivi di Beni, dan membuat lapangan tembak bagi FARDC (Tentara Nasional Kongo) di wilayah Nyaleke. (rdl/oki)
Selasa, 11 November 2008
Pasukan TNI di Kongo Siaga Satu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Program pengadaan pesawat MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) RMAF Malaysia tengah memasuki tahap tender akhir, salah satu kandidat pesaw...
-
Magelang - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan bahwa pembuatan kapal jenis Perusak Kawal Ruda...
-
Magelang - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, penggantian pesawat Hawk-MK53 kemungkinan terganjal keterba...
-
JAKARTA - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia Kim Ho young, ...
-
Yogyakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara menargetkan kenaikan rata-rata kesiapan pesawat sekitar 10 hingga 15 persen, dengan kenaikan a...
-
Fotografer - Rois Jajeli Penghitungan hasil suara Pilgub Jatim mendapat pengamanan super ketat. Selain polisi, Kodam V/Brawijaya juga menur...
-
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, Indonesia tetap perlu melakukan modernisasi militernya, meski harus dilak...
-
Dua personil pasukan khusus bersenjata laras panjang masing-masing M16 dan AKA M, menelusuri lorong-lorong di wilayah perumahan dekat Sesko ...
-
Jakarta - Kementerian Pertahanan Indonesia dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Kamis, menandatangani Penataan Kerangka Kerja bagi Keg...
-
Beirut - Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano mengatakan, tambahan pasukan infante...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar