SURABAYA - Guna menambah intensitas patroli perbatasan di kawasan Ambalat Markas Komanda RI Kawasan Timur (Makoarmatim) menggerahkan tambahan tujuh kapal perang menyusul meningkatnya ketegangan dengan militer Malaysia dikawasan itu."Jumlah ini belum termasuk kapal patroli kecil (KAL) AL. Ini sebagai bentuk antisipasi masuknya kembali kapal perang Malaysia," kata Kadispen Armatim Letkol Laut Toni Syaiful di Surabaya, Rabu (27/5).
Menurut Kadispen, dalam dua hari ini tidak terdengar lagi adanya kapal perang Malaysia masuk kembali, namun kewaspadaan harus dijaga. Karena itu, katanya, dengan kekuatan tujuh KRI yang selalu berpatroli di sekitar Ambalat dianggap cukup untuk menghadang kekuatan kapal milik perang milik Malaysia.
Selain tujuh kapal perang, Armatim juga menempatkan satu satuan setingkat kompi (SSK) marinir dan paska di Nunukan yang bisa dikerahkan sewaktu-waktu. "Ini menunjukkan bahwa TNI AL tidak main-main dalam menjaga kedaulatan negara. Apalagi, ada kekuatan asing yang masuk ke wilayah kita," katanya.
TNI Minta Pemerintah Selesaikan Negosiasi Ambalat
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso berharap pemerintah segera menyelesaikan perundingan perihal Ambalat dengan Malaysia dan memastikan militer Indonesia tak akan menambah kekuatan armada perang di wilayah itu meski tetap akan secara ketat mengamankannya sesuai prosedur standar operasional pengamanan perbatasan wilayah laut.
"TNI dan Angkatan Bersenjata Malaysia memiliki prosedur standar operasional bersama untuk pengamanan perbatasan wilayah laut kedua negara, termasuk Ambalat." ungkap Djoko di Jakarta, Kamis (28/5).
Batas wilayah yang diakui pemerintah Indonesia (atas) dan batas laut yang di klaim Malaysia (bawah).
"Jadi, jika terjadi pelanggaran, maka masing-masing akan menjalankan tugasnya sesuai prosedur bersama yang telah disepakati dan melakukan komunikasi dengan mereka sampai tahapan pengusiran terhadap kapal-kapal mereka yang melanggar wilayah RI," tegasnya.
Djoko mengakui, kapal-kapal perang Malaysia kerap melanggar perbatasan wilayah perairan Ambalat. "Itu karena kedua pihak baik Malaysia maupun Indonesia memiliki dasar hukum yang kuat terhadap batas kedua negara di Ambalat. Jadi, batas wilayah kedua negara di Ambalat yang masih disengketakan ini harusnya segera diselesaikan oleh pemerintah kedua negara," kata Djoko.
Oleh karena itu, sambil menunggu hasil perundingan kedua pemerintahan mengenai Ambalat, TNI tetap melakukan pengamanan yang sesuai dengan prosedur standar operasional TNI dan Angkatan Bersenjata Malaysia.
Panglima TNI mengungkapkan, angkatan bersenjata kedua negara kerap bertemu secara rutin untuk membahas berbagai persoalan di perbatasan kedua negara, baik perbatasan laut maupun darat.
Sumber : ANTARA
Kapal Perang Malaysia dan Singapura Lalu Lalang Se-enaknya di Pulau Nipah.
BATAM - Kapal perang Angkatan Laut Malaysia dan Singapura lalu lalang di perairan Pulau Nipah, kata Kepala Satgas Marinir Pulau Nipah Letnan Dua Rudi.
"Hampir setiap minggu mereka lalu lalang, dalam sebulan, bisa tiga kali," kata Rudi di Pulau Nipah, Batam, Provinsi Kepri, Rabu (27/5).
Menurut Rudi, seharusnya, kapal perang asing yang melintasi perairan Indonesia harus mendapat iin dari TNI AL, dan ia tidak pernah menerima perintah izin tersebut dari petinggi AL. "Yang dilakukan kapal perang itu melanggar, ini seperti tetangga yang bermain senjata di teras halaman rumah kita", tambahnya.
Ia mengatakan kapal perang asing hanya melintas, dan tidak melihat prajurit negara tetangga itu berbuat sesuatu di perairan Nipah. "Kadang, mereka iseng, mendekati pompong nelayan," kata dia menambahkan. Kapal perang melaju cepat dengan jarak sekitar empat kilo meter dari batas pulau yang sedang direklamasi.
Kapal perang yang digunakan marinir asing itu berjenis krol dengan persenjataan lengkap dan mesin di atas 100 PK. ©alutsista
Pulau Nipah setelah direklamasi
Kamis, 28 Mei 2009
TNI AL Kembali Mengerahkan Kapal Perangnya ke Ambalat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Anggota TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Kongo (Monuc), terlibat dalam operasi Search and Arrest bersama tiga negara lain ...
-
KOOPSAU II (9/12) - Pangkoopsau II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti bersama Gubernur Sulawesi Utara Drs. S.H. Sarundajang melaksanak...
-
KASAU Marsekal Madya Imam Sufaat KSAU Marsekal Madya Imam Sufaat Isu nol kecelakaan atau zero accident masih menjadi tantangan utama setiap ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar