JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar mengatakan sistem “kanibal” dalam penggantian onderdil pesawat harus dievaluasi. "Pesawat tidak boleh seperti mobil, kalau rusak (suku cadang) bisa diambilkan dari mobil lain," Syamsir menegaskan.
Jumat pekan lalu, helikopter SA-330 Puma jatuh di Pangkalan Udara Skuadron VIII Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat. Pesawat buatan Prancis 1977 itu jatuh setelah menjalani perawatan berat.
Menurut Syamsir, dalam kecelakaan tersebut tidak ditemukan unsur kesengajaan dan sabotase. Tragedi yang menewaskan empat orang tersebut murni disebabkan oleh persoalan teknis dan kerusakan peralatan. Saat itu uji coba tetap dilakukan kendati kondisi pesawat belum siap.
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso membantah anggapan bahwa suku cadang yang dipakai untuk memelihara alat utama sistem pertahanan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. "Tidak ada itu (kanibal suku cadang)," katanya. Suku cadang langsung dibeli dari pabrik pembuatnya, bukan suku cadang tiruan.
Djoko menegaskan, tidak ada penyimpangan dalam pengadaan dan penggantian suku cadang. Penggantian suku cadang dan onderdil selalu melalui uji fungsi serta pengawasan dan pemeriksaan.
TNI akan melakukan pemeriksaan khusus terhadap kejadian tersebut. Selain itu, kata Djoko, TNI akan memeriksa intensifikasi manajemen pemeliharaan dan penerbangan. "Sudah ada tim khusus yang dipimpin Inspektur Jenderal TNI," katanya setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono juga memastikan semua suku cadang dan onderdil yang dipakai dalam alat utama sistem senjata TNI asli dan bukan hasil “kanibal”. Dia menegaskan, saat ini sudah dibentuk tim audit yang akan mengevaluasi alat utama sistem pertahanan. Tujuannya agar kecelakaan akibat masalah teknis bisa dihindari.
Sumber : KORANTEMPO
BIN Membantah Adanya Sabotase
JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan tidak ada sabotase dalam rentetan tragedi jatuhnya pesawat dan helikopter TNI dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu dikatakan Kepala BIN Syamsir Siregar di sela rapat dengan Komisi I, di Gedung DPR, Senin (15/6) kemarin. "Tidak ada (sabotase)," kata Syamsir tegas, menjawab pertanyaan wartawan, apakah BIN menangkap ada sinyal kesengajaan dalam sejumlah peristiwa tersebut. (Foto : KOMPAS)
Rabu, 17 Juni 2009
Stop Kanibal Sparepart Alutsista!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- 
Senjata MP 5 Produk Jerman Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Lak...
- 
Senjata canggih penghancur tank baja (Foto: Runi Sari B/Okezone) JAKARTA - Detasemen Bravo TNI Angkatan Udara (AU) memamerkan sebuah s...
- 
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi seiring dengan zaman yang terus berkembang, serta diikuti dengan era globalisasi yang m...
- 
Personel Komando Pasukan Katak TNI AL, dengan topeng tengkorak, melakukan devile pada upacara peringatan Hari Armada RI ke-64, di Dermaga Uj...
- 
SESKOAU (20/4),- Pembangunan TNI difokuskan pada modernisasi kekuatan dalam mewujudkan ”kekuatan pokok minimum pertahanan”. untuk mewuju...
- 
Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigadir Jenderal Juan Carlos Medina Fernandez yang akan mengakhiri masa tugasnya di Lebanon, secara khusus da...
- 
Yogyakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara menargetkan kenaikan rata-rata kesiapan pesawat sekitar 10 hingga 15 persen, dengan kenaikan a...
- 
24 September 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste mengutus Menteri Muda Otonomi Oecusse, Jorge da Crus Teme untuk melakukan koordinasi den...
- 
P2 Komando produksi Surya Sentra Ekajaya JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan industri pertahanan ...
- 
Beirut - Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano mengatakan, tambahan pasukan infante...
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar