JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mengatakan, diperlukan satu komando untuk menyatukan unit-unit kontrateror yang dimiliki TNI dan Polri guna mengatasi terorisme.
"Kesatuan komando tersebut dalam koridor hukum dan kedudukannya di bawah Badan Antiterorisme Nasional," katanya dalam acara Simposium Nasional dengan tema Memutus mata rantai radikalisme dan terorisme di Jakarta, Rabu (28/7).
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Wapempelred Bidang Umum Perum LKBN Antara Akhmad Kusaeni, Kiki mengatakan, selain kepolisian yang sekarang menjadi penegak hukum, keikutsertaan anggota TNI juga diperlukan dalam memberantas terorisme.
Ia mengatakan, pada satu sisi Polri secara sendirian menghadapi aksi terorisme yang terorganisir secara global-regional, memiliki kesatuan komando, gerakannya bersifat multidimensi, dan dilakukan melalui gerakan bawah tanah.
Sehingga, lanjutnya, Polri mengalami kelebihan beban dan tidak mungkin mampu melakukan tugas memutus mata rantai radikalisme-terorisme dengan memadai. Menurut Kiki, pada sisi lain unit-unit yang dimiliki TNI dianggurkan, tidak diberi peran, paling jauh kebersamaan mereka hanya dalam latihan gabungan. "Kalau membiarkan tetap sendiri-sendiri justru akan berbahaya," katanya menambahkan.
Penyatuaannya, ujarnya, harus dari satu atap. Badan tersebut bersifat lintas organisasi dan lintas fungsi serta diberikan kewenangan dan anggaran yang cukup.
Ia menilai, terorisme akan berkembang luas ke depan karenanya diperlukan dibuat badan ini. Teknisnya dari mulai pencegahan hingga penindakan. Selain itu, ia juga mengimbau, untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan warga bangsa dan antar-bangsa melalui gerakan antiterorisme secara nasional yang terkoordinasi dalam lingkup global.
"Karena teroris bergerak 'senyap' sehingga sulit terdeteksi lebih awal jika kesadaran dan kewaspadaan rendah," katanya.
Kiki menilai, terorisme adalah musuh bagi kemanusiaan, kebangsaan, dan peradaban sehingga untuk mengatasinya diperlukan pendekatan yang bersifat multi aspek dan multi disipliner, dengan operasionalisasi terpadu, dan perangkat hukum yang cukup mendukung.
Sumber : MEDIAINDONESIA.COM
Senin, 02 Agustus 2010
Satu Komando Untuk Menyatukan Unit Kontra Teror TNI & Polri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
SURABAYA - Korvet SIGMA KRI Diponegoro-365, dipastikan jadi dikirim ke Lebanon untuk membantu pasukan perdamaian PBB yang bertugas di daerah...
-
Jakarta - Departemen Pertahanan (Dephan) menetapkan dua calon pemenang tender overhaul kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) KRI Nanggala-402, ...
-
Komandan Grup-3 Komando Pasukan Khusus Kolonel Inf H.P. Lubis menjadi Inspektur Upacara pada pembukaan Latma Tiger-XII TA 2008, Senin (3/11)...
-
Hercules C-130J JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjanjikan me...
-
JAKARTA - Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika Serikat (US Marine Corps/USMC) sepakat untuk meningkatkan kerja sama, te...
-
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan melalui Pembinaan Teritorial (Binter) yang sempat mendapat sorotan tajam dari masyarakat, Kamis tanggal 26 P...
-
Jakarta - Belum genap 2 bulan setelah jatuhnya pesawat Fokker A 2703 di Bandung, kini TNI AU kembali berduka. Sebuah pesawat Hercules C-130 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar