Selasa, 29 September 2009

TNI AU dan Angkatan Udara Amerika Gelar Latihan Bersama


Upacara pembukaaan ini juga dihadiri oleh Colonel Roberth Toth dan Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Imam Sudrajat. (Foto: detikFoto/Andri Haryanto)

TNI AU gelar latihan bersama dengan Angkatan Udara Amerika dengan sandi Teak Iron di Pangkalan TNI AU Lanud Husein Sastranegara. Selain itu, kedua belah pihak juga bertukar ide operasi latihan di bidang kemiliteran dan pemeliharaan alutsista.


Hal tersebut disampaikan Direktur Latihan US Air Force Colonel Robert Toth seusai upacara pembukaan latihan gabungan di Lanud Husein Sastranegara, Selasa (29/9/2009). Toth mengatakan pemeliharaan alutsista merupakan bagian penting dari logistik angkatan udara dalam menjaga wilayah strategis suatu negara.

"Kita akan bertukar informasi bagaimana melakukan perawatan terhadap logistik militer terutama angkatan udara," kata Toth.

Ia mencontohkan, pesawat yang diboyongnya dari Amerika ke Indonesia yang memiliki usia lebih tua dari pesawat TNI AU. "Pesawat tipe C 130 E yang kita miliki lebih tua dari pesawat jenis H yang dimiliki militer Indonesia," kata Toth.

"Pemerintah Indonesia sudah inventarisasikan logistik militer angkatan udara dengan baik," puji Toth.

Disinggung mengapa memilih Indonesia dalam latihan bersama, Toth mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara paling strategis di kawasan Asia Pasifik.
Upacara pembukaan latihan gabungan berlangsung di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Selasa (29/9/2009). (Foto: detikFoto/Andri Haryanto)


"Selain itu juga Indonesia merupakan kawasan dengan geografis yang cukup luas dan berperan melindungi kawasan di sekitarnya," tutr Toth.

Di tempat sama, Komandan Pangkalan Udara TNI AU Lanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Imam Sudrajat mengatakan, selain bertukar informasi mengenai latihan operasi, penerjunan, intelejen, dan pengamanan, tujuan latihan bersama juga sebagai bentuk memperkuat hubungan antara TNI AU dan US Air Force.

Rencananya latihan bersama akan dilakukan sampai dengan tanggal 8 Oktober 2009. Dalam latihan tersebut juga diikuti sedikitnya 150 personel gabungan dari TNI AU dari Koharmatau, Korpaskhasau, Lanud Husein, Lanud Sulaeman, skuadron udara 31, skuadron udara 32, batalyon 461 (team jumping master), batalyon 464 (tim pengendali tempur), dan batalyon 467 (tim SAR tempur).

Sementara dari US Air Force diwakili oleh 353 rd special operations group dan 320 th sts. Untuk mendukung latihan bersama TNI AU siapkan pesawat Hercules C-130 dan US Air Force dengan peswat Hercules MC-130P.

detikBandung
Read More......

Minggu, 27 September 2009

Siap Diserahkan, Kapal LPD Buatan PT PAL


nilah salah satu dari dua unit kapal jenis landing platform dock 125 meter, yang dibangun di galangan pembuatan kapal milik PT PAL, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)

26 September 2009, Jakarta -- Bila berjalan sesuai dengan rencana, akhir September ini PT PAL Indonesia yang berpusat di Surabaya akan menyerahkan sebuah kapal jenis landing platform dock atau LPD 125 meter pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL.

Kapal buatan PT PAL ini akan menjadi kapal LPD ketiga yang masuk jajaran TNI AL. Dua kapal LPD pertama dibuat pabrik Korea Selatan, Daewoo International Corporation, dan diserahkan kepada TNI AL tahun silam.

Dibandingkan dengan dua LPD pertama, alat utama sistem persenjataan TNI AL yang dibangun di PT PAL ini mengalami sejumlah penyempurnaan mengikuti keinginan TNI AL. Yang termasuk dalam penyempurnaan adalah daya angkut helikopter ditambah dari tiga menjadi lima, kecepatan kapal ditingkatkan dari 15 knot menjadi 15,4 knot, dan bentuk bangunan atas mengurangi penampang radar (radar cross section), membuat kapal lebih sulit ditangkap radar musuh.

KRI Bajarmasin LPD ketiga. (Foto: cakrabyuha@angkasareaderscommunitiy)

Selain itu, kapal LPD tersebut juga dirancang untuk bisa dipasangi senjata 100 mm dan dilengkapi ruang khusus untuk sistem kendali senjata (fire control system), yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan pertahanan diri.

Kapal yang dibeli dengan fasilitas pembiayaan kredit ekspor ini berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

PT PAL sejak tahun 1980 telah menyelesaikan lebih dari 150 kapal aneka jenis.

KOMPAS
Read More......

Sabtu, 26 September 2009

6 Buah F-18 Hornet RAF Mendarat di Lanudal Juanda


25 September 2009, Surabaya -- Sebanyak 6 buah pesawat tempur jenis F-18 Hornet milik RAF, Australia transit di Lanudal Juanda untuk melaksanakan refueling dalam menempuh perjalanan dari Darwin (Australia) menuju Butterworth, Penang (Malaysia).

Bagi Staf operasi Lanudal Juanda sudah terbiasa menangani dan melayani pesawat-pesawat militer asing yang belabuh di Juanda, baik hanya sekedar mampir/transit, maupun melayani pesawat-pesawat yang datang untuk untuk melakukan kegiatan-kegiatan kenegaraan lainnya.

Kegiatan tersebut telah lama terjalin dan merupakan salah satu bentuk kerjasama militer di kawasan Asia Tenggara, mulai dari pelaksaanaan dukungan administrasi hingga dukungan logistik personel. Dengan melihat kemampuan yang dimiliki oleh Lanudal Juanda untuk melayani pesawat-pesawat yang berskala internasional, diharapkan pula Lanudal – Lanudal lain yang berada di bawah Jajaran Puspenerbal mampu melakukan hal yang sama.

Tentu saja dengan memenuhi kriteria kebutuhan standar pangkalan yang sesuai dengan kebutuhan pesawat-peswat yang akan mendarat.

Dari 6 buah F-18 Hornet yang mendarat di Lanudal Juanda, setelah melakukan refuel 4 buah langsung melanjutkan perjalanan ke Butterworth, sedangkan 2 buah lagi akan Rest overnight (RON) di Lanudal Juanda, hal ini disebabkan karena salah satu pesawat tempur tersebut mengalami gangguan teknis sehingga harus menunggu dukungan dari Australia baru dapat melanjutkan perjalanannya.

Puspenerbal
Read More......

Timor Leste Berkoordinasi Soal Penyerobotan Tanah


24 September 2009, Kupang -- Pemerintah Timor Leste mengutus Menteri Muda Otonomi Oecusse, Jorge da Crus Teme untuk melakukan koordinasi dengan masyarakat Oecusse yang disebut-sebut telah menyerobot tanah dalam wilayah Indonesia di Desa Netemnanu, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT.
Pengutusan Menteri Muda Otonomi Oecusse itu dipandang penting untuk mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, terkait dengan apa yang disebut sebagai aksi penyerobotan tanah dalam wilayah Indonesia itu, kata Konsulat Timor Leste di Kupang, Caitano Guterres, Kamis.

Guterres menjelaskan, hasil koordinasi yang dilakukan Menteri Muda Otonomi Oecusse itu akan disampaikan secara tertulis kepada pemerintah Timor Leste di Dili dan pemerintah Indonesia melalui Konsulat Timor Leste di Kupang.

Masalah penyerobotan lahan itu muncul berdasarkan keterangan Raja Amfoang, Robi Manoh bahwa ratusan warga Timor Leste dari Distrik Oecusse telah menyerobot lahan di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.

Mereka (warga Oeccuse, red) telah menguasai lahan seluas sekitar 1.069 hektare sejak 2006 di Desa Netemnanu Utara untuk bercocok tanam.

Lahan yang dikuasai warga Timor Leste itu merupakan lahan tumpang tindih yang belum jelas status hukumnya, karena masih dalam proses penyelesaian antara Indonesia dan Timor Leste.

Sebelumnya, lahan itu diolah oleh 21 kepala keluarga di Desa Netemnanu Utara untuk bercocok tanam, namun karena status hukumnya belum jelas maka ke-21 KK tersebut meninggalkan lokasi yang masih dalam sengketa negara itu.

Namun, sejak 2006 warga dari wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse malah mengolah lahan tersebut untuk bercocok tanam, sehingga membuat warga setempat berang.

"Sampai sejauh ini, kami belum menerima surat pengaduan dari Indonesia terkait dengan apa yang disebut sebagai penyerobotan lahan dalam wilayah NKRI itu oleh warga Timor Leste dari Distrik Oecusse," kata Caitano Guterres.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya meminta Bupati Kupang, Ayub Titu Eki untuk segera membentuk tim guna melakukan kajian terkait dengan apa yang disebut sebagai penyerobotan lahan oleh warga negara Timor Leste di Desa Netemnanu tersebut.

"Saya sudah meminta Bupati Kupang untuk segera membentuk tim melakukan kajian tentang penyerobotan lahan tersebut agar secepat mungkin dicari jalan penyelesaiannya," kata Gubernur Lebu Raya.

Timor Leste Dukung Penyelesaian Batas Secara Adat

Pemerintah Timor Leste mendukung gagasan Pemerintah Kabupaten Kupang, NTT untuk penyelesaian titik batas negara yang belum terselesaikan secara adat dan kekeluargaan.

"Kami sangat mendukung langkah pemerintah Kabupaten Kupang untuk menyelesaikan batas wilayah antara Kabupaten Kupang dan Distrik Oecusi secara adat. Langkah ini adalah jalan keluar yang baik," kata Konsul Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Caitano de Sousa Guterres, di Kupang, Kamis.

Bupati Kabupaten Kupang, Drs. Ayub Titu Eki mengatakan akan mengupayakan agar penyelesaian masalah tapal batas antara dua wilayah tersebut melalui adat dan kekeluargaan.

Alasannya karena warga dua wilayah yang berbatasan ini memiliki hubungan darah, kawin mawin, budaya dan bahasa yang sama.

Penyelesaian ini kata dia, akan melibatkan tokoh agama Katolik Pater Gregor Neonbau, SVD dan Romo Bento Ninu, Pr, pastor Paroki Mater Dei Oepoli. "Pemerintah dan tokoh agama akan mempertemukan warga Desa Netemnanu dan warga Timor Leste di distrik Oecusi, Kecamatan Amfoang Utara untuk membahas masalah ini," kata Titu Eki.

Guterres mengatakan titik batas negara yang belum terselesaikan oleh tim teknis dari kedua negara tinggal satu persen yang berlokasi di Sitrana, Oecusi.

Persoalannya adalah karena dalam peta yang ditinggalkan pemerintah Belanda, batas wilayah dua negara itu ditetapkan berdasarkan alur sungai.

"Sekarang sungai itu sudah tidak ada. Inilah yang menyebabkan tim teknis dari kedua negara kesulitan dalam menetapkan batas dua negara dititik ini," katanya.

Dia mengatakan, persoalan ini akan diserahkan kembali kepada tim teknis kedua negara jika penyelesaian melalui cara adat tidak membuahkan hasil.

"Kalau jalan buntu maka masalah ini akan diserahkan kembali kepada kedua negara untuk menyelesaikannya. Mungkin saja kawasan itu harus digali untuk memastikan apakah benar ada sungai atau tidak atau ada jalan tengah yang bisa diterima oleh kedua belah pihak," katanya.

Prinsipnya, kata dia, jalan penyelesaian yang ditempuh harus dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Dia juga meminta agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan karena akan membuka peluang bagi pihak ketiga yang bisa memperkeruh hubungan kedua negara bertetangga.

ANTARA News


Read More......

Minggu, 20 September 2009

Noordin M Top Dipastikan Tewas!!

Sejumlah anggota kepolisian saat pengepungan rumah warga yang diduga teroris, di Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Solo, Kamis (17/9) dini hari. Empat orang diduga teroris tewas dalam pengepungan yang diwarnai baku tembak dan beberapa kali ledakan bom tersebut. (Foto: ANTARA/Andika Betha/ama/09)

Keempat Mayat Teroris Jebres Dibawa Ke Jakarta
17 September 2009, Solo -- Empat ambulans yang diduga kuat membawa jenazah teroris yang tewas dalam penggerebakan di Kampung Kepoh Sari RT 3 RW 11, Kelurahan Mojo Songo, Kecamatan Jebres, Solo, Kamis (17/9), telah berada di Bandara Adi Sumarmo, Solo, sejak pukul 08.00. Keempat mayat teroris itu diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat khusus milik Polri.
Kepastian penerbangan ke Jakarta tersebut diungkapkan Asisten Manager Lalu Lintas Udara Bandara Adi Sumarmo Mario yang ditemui pagi ini. Namun, ia tidak bisa memastikan kapan penerbangan akan dilaksanakan. Hingga berita ini diturunkan, keempat ambulans masih berada di lokasi bandara. “Saya tidak tahu jam berapa penerbangan akan dilakukan,” kata Mario singkat. Sebelumnya, sekitar pukul 08.00 dua ambulans datang dan parkir di kawasan bandara. Hampir satu jam berselang, dua ambulans lainnya datang.

Polisi hingga kini belum memberikan keterangan resmi. Seperti diberitakan sebelumnya, dikabarkan ada empat korban tewas dalam penggerebakan tersebut. Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai penghuni rumah adalah Susilo alias Abid (24), Putri Munawaroh (20)—istiri Susilo—Maruto, dan Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Dua nama yang disebut terakhir adalah buronan polisi.

Polisi Juga Temukan Senjata & Granat di Rumah Toto

Penyisiran aparat kepolisian di rumah kontrakan Susilo di Kampung Kepuh Sari Kelurahan Mojo Songo, Kecamatan Jebres, Solo, menuai hasil. Selain bahan peledak, polisi juga menemukan granat dan senjata api.

"Ada beberapa senjata, granat, dan bahan pekledak," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (17/9/2009).

Nanan mengaku dirinya tidak mengetahui secara pasti jenis bom dan berapa jumlah senjata yang ditemukan.

"Sekali lagi detailnya nanti. Tim yang datang dari Solo akan segera datang, kemudian kita bisa mengindentifikasinya. Sehingga data itu secara forensik bisa dipertanggungjawabkan," tegasnya.
Sejumlah anggota kepolisian bersenjata lengkap berjalan menyerbu lokasi penyergapan teroris di Mojosongo, Solo, Kamis (17/9). Penyergapan tersebut diduga menewaskan empat anggota teroris setelah terjadi baku tembak antara Densus88 dan anggota teroris selama berjam-jam dari Rabu (16/9) pukul 23.00 hingga Kamis (17/9) pagi. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/hm/ama/09)
Sejumlah anggota kepolisian bersenjata lengkap bersiap melakukan penyerbuan ke lokasi penyergapan teroris. (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/tom/hp/09)
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/tom/hp/09)
(Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/hm/ama/09)
Keluarga di Malaysia Terima Kabar Noordin Tewas
Jenazah salah satu teroris yang tewas dievakuasi. (Foto: Reuters/Stringer)

17 September 2009, Jakarta -- Penyergapan teroris di Desa kampung Kepuh Sari RT3/RW11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, dikabarkan ikut menewaskan buronan nomor wahid, Noordin M Top. Keluarga Noordin di Malaysia juga sudah menerima kabar jika Noordin tewas di Solo.

Meskipun belum ada pernyataan yang kuat mengenai kematian Noordin M Top, tapi berdasarkan keterangan dari pesan singkat juru bicara Noordin M Top di Malaysia, Badaruddin Ismai mengatakan pihak keluarga Noordin M Top di Malaysia sudah mendengar kabar mengenai kematian Noordin.

Namun hingga saat ini masih menunggu hasil DNA dari pihak penyidik Mabes Polri. "Sudah menerima kabar tapi tunggu test DNA," tulis pesan singkat juru bicara keluarga Noordin M Top kepada wartawan di Gedung Deplu, Jalan Pejambon, Jakarta, Kamis (17/9/2009).

Jenazah yang diduga kuat Noordin M Top hancur, kepalanya terlepas dari tubuhnya. Kemungkinan orang yang diduga Noordin itu meledakkan bom bunuh diri saat Densus 88 mengepungnya.

Informasi yang didapatkan detikcom, Kamis (17/9/2009), faktor menguatkan dugaan bahwa jenazah tersebut adalah Noordin, karena diyakini orang tersebut tewas setelah mengaktifkan bom rompi yang dikenakannya. Sebab, selama ini disebut-sebut, ke mana pun pergi, Noordin selalu mengenakan rompi yang di dalamnya terdapat bom yang siap meledak.

Selain itu, dari potongan kepala yang ditemukan, wajahnya juga memang mirip Noordin. Namun, kepastian apakah jenazah yang rusak berat itu adalah Noordin atau bukan, perlu dibuktikan lewat DNA.

Dugaan Bom Bunuh Diri

Ada dua indikasi bahwa orang yang diduga Noordin itu melakukan bom bunuh diri. Pertama, dari kepala yang terlepas dari tubuhnya. Hal semacam ini juga terjadi pada para pelaku bom bunuh diri, seperti Asmar Latin Sani, Dani Dwi Permana, dan juga Nana Maulana.

Kedua, ada teriakan takbir sebelum ada ledakan hebat pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah ledakan hebat itu terjadi, baku tembak pun terhenti. Diduga para penghuni rumah yang dikontrak Adib Susilo telah tewas.

Setelah ledakan hebat itu, aparat Densus 88 tak lama kemudian masuk ke dalam rumah. Dan mereka mendapati empat orang tewas dan seorang perempuan luka tembak. Perempuan tersebut adalah Putri Munawaroh, istri Adib Susilo.

Sedangkan tiga dari empat orang yang tewas disebut-sebut adalah Adib Susilo, Urwah, dan Maruto. Satu orang lagi diduga kuat Noordin M Top.
Saat penyergapan, sempat terjadi baku tembak antara pihak kepolisian dengan penghuni rumah. (Foto: Reuters/Dadang Tri)

Rumah yang dikepung terletak di wilayah perbukitan. Polisi sempat meminta warga di kampung Kepuh Sari, RT 03/rw 11, Kelurahan Mojosongo, untuk menyingkir ke tempat yang lebih aman. (Foto: Reuters/Dadang Tri)
Penyergapan ini dilakukan sejak Rabu (16/9) pukul 23.00 WIB. Petugas Densus 88 tampak siaga. (Foto: Reuters/Dadang Tri)





Anggota Densus 88 dengan senjata lengkap mengepung rumah di kampung Kepuh Sari, RT 03/11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Jawa Tengah. (Foto: AFP/Anwar Mustafa)
Kapolri: Noordin M Top Telah Tewas
4 Mobil jenazah yang membawa 4 jenazah korban penggerebekan
teroris tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto: Reuters/Stringer)

17 September 2009 -- Markas Besar Polri akhirnya memastikan jasad yang tewas dalam pengepungan di Solo, Jawa Tengah, adalah benar Noordin M Top. Noordin tewas bersama dua buron teroris lainnya.

"Noordin M Top tewas," kata Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dalam jumpa pers di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis, 17 September 2009.

Pengepungan itu berlangsung sejak Rabu, 16 September 2009 mulai pukul 23.00 WIB. Detasemen Khusus 88 mengepung sebuah rumah kontrakan di desa Kepohsari, Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Pengepungan yang berakhir sekitar pukul 05.30 WIB itu, menunjukkan hasil yang mengejutkan. "Empat orang meninggal, tiga masih hidup," kata juru bicara Polri, Inspektur Jenderal Nanan Sukarna, siang tadi.

Selain menewaskan empat teroris, polisi juga menemukan barang bukti di rumah yang dikontrak oleh pasangan suami istri, Susilo alias Adib dan Putri Munawaroh. Barang bukti yang ditemukan yakni, delapan karung bahan peledak, senjata api, dan granat.

Jasad berikutnya adalah Hadi Susilo alias Adib. Susilo bekerja di sebuah pondok pesantren sebagai pengurus ternak sapi di Pondok Pesantren Al Kahfi Mojosongo.

Jasad ketiga milik buron teroris Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Urwah diduga berperan menyembunyikan Noordin M Top di Temanggung. Urwah pernah divonis 3 tahun 6 bulan pada 2004, karena menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top.

Satu jasad terakhir adalah Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. Ario adalah buron teroris yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang atau DPO. Ario merupakan pelatih pembuat bom yang diketahui terkait temuan bom di Palembang.

14 Titik Sidik Jari Identik dengan Noordin
Ke empat jenazah saat diterbangkan dari Solo. (Foto: Reuters/Stringer)
Markas Besar Polri memastikan bahwa salah satu jasad yang tewas di Solo adalah Noordin M Top. Kepastian itu didapat dari bukti sidik jari yang dicocokkan dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

"Minimal 11 titik kesamaan kiri dan kanan. Dari pemeriksaan sidik jari ini 14 titik kesamaan yang bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis formal identik dengan DPO yang sembilan tahun kita jadikan target, dia adalah Noordin M Top," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

Menurut Bambang Hendarso, kepastian sidik jari itu sudah dilakukan oleh Pusdokkes Polri. Hasil yang dikeluarkan Pusdokkes Polri itu akhirnya disamakan dengan data yang dimiliki Polisi Diraja Malaysia.

"Alhamdulillah ini kebesaran Allah di bulan suci Ramadhan," ujar Bambang Hendarso.

Trimedya: Jasad Noordin Utuh

Wakil Ketua Komisi I DPR, Sidarto, dan Ketua Komisi III, Trimedya Panjaitan, mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Usai melihat jasad empat korban, keduanya yakin salah satu dari korban adalah gembong teroris, Noordin M Top.

"Jasad Noordin utuh," kata Trimedya saat ditemui di RS Polri, Kamis 17 September 2009. "Hanya saja, kepala bagian belakang hancur."

Sidarto menambahkan keyakinannya dilandaskan pada sejumlah ciri Noordin. "Itu mukanya dia. Ada tanda-tanda tahi lalat dan gigi gingsul," jelasnya.

Trimedya mengungkapkan ada korban mengalami patah tangan, satu korban utuh, satu korban kepalanya hancur.

Sidarto dan Trimedya diperkenankan melihat kondisi empat jasad tersangka teroris dengan didampingi Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen Polisi Susno Duadji.

VIVANews
Read More......

Kamis, 17 September 2009

Pesawat Latih AS202 Bravo Milik TNI AU Jatuh di Sragen


SRAGEN - Kamis (17/9) pagi tadi sekitar pukul 10.30 dikhabar kembali terjadi kecelakaan pesawat TNI AU di Kampung Gulon, Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Pesawat latih jenis AS 202 Bravo itu memakan korban siswa penerbangan TNI Angkatan Udara, Letda Felix, langsung di lokasi kejadian .

Wartawati Kompas dari lokasi kejadian melaporkan, badan pesawat latih yang hancur itu ditutupi terpal coklat. Pesawat itu jatuh di tengah persawahan kering yang sudah tidak ditanami padi lagi.

Sampai pukul 14.30, ratusan warga berdatangan, menyaksikan lokasi jatuhnya pesawat yang sudah dibatasi dengan garis polisi.

Saksi mata, Dinah (30), mengungkapkan, pesawat latih itu terbang sangat rendah di atas atap rumahnya. “Pesawat itu terbang tidak seperti biasanya. Rendah sekali. Lalu, tiba-tiba terdengar suara keras. Rupanya pesawat itu jatuh,” kata Dinah sambil menggendong bayinya yang berusia dua tahun.

Sumber : KOMPAS.COM


Read More......

Selasa, 15 September 2009

Penggantian Dua Pesawat Tempur Mendesak



JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara meminta penggantian dua pesawat tempur, yakni OV-10 Bronco dan Hawk MK-53 tidak tertunda.

"Secara operasional sudah mendesak," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Bambang Soelistyo di Jakarta, pekan lalu.

Bambang menanggapi rencana Departemen Pertahanan (Dephan) yang hingga 2011 belum akan melakukan pengadaan senjata strategis ber-budget besar seperti pesawat tempur dan kapal selam.

Dia berharap, pengadaan pesawat bisa dikecualikan. "Karena tinggal proses akhir," katanya.

Pemerintah sudah mengalokasikan US$400 juta (sekitar Rp4 triliun) guna mengganti dua skadron pesawat pemukul tersebut. "Tinggal menunggu persetujuan Departemen Keuangan (Depkeu) menggunakan kredit ekspor yang mana," katanya.

Bronco sudah dikandangkan sejak medio 2007 lalu. Matra udara sudah merekomendasikan Super Tucano dari Brasil untuk menggantikan Bronco.

Sedangkan enam unit MK-53 yang ada, hanya dua unit yang kondisinya siap terbang. Ketersediaan suku cadang yang makin sulit mengakibatkan tingkat kesiapan MK-53 makin menurun. "2011 sudah tidak bisa dipakai lagi," kata Bambang.

Untuk pengganti MK-53, TNI AU mengaku masih menggodok berbagai jenis pesawat. Setidaknya terdapat lima alternatif, yakni, L-159B dari Republik Ceko, Yak-130 dari Rusia, Aermacchi M346 asal Italia, Chengdu FTC-2000/JL-9 dari China, dan B-50 asal Korea.

"Akan dipilih dua untuk diajukan ke Dephan," kata dia.

Mengenai spesifikasi, Markas Besar AU menginginkan pesawat yang dipilih tidak hanya untuk keperluan latihan. Pesawat juga harus bisa "berkelahi" agar dapat mengantisipasi kehadiran pesawat asing.

Tawarkan Hercules

Pemerintah Norwegia menawarkan empat pesawat angkut C-130 Hercules tipe H untuk dibeli pemerintah Indonesia. Seluruh pesawat ditawarkan US$66 juta (sekitar Rp660 miliar).

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) juga menawarkan 34 Hercules. Satu pesawat dibanderol U$40 juta (sekitar Rp400 miliar). "Dephan telah meminta TNI AU mengkaji tawaran yang ada," kata Bambang.


C-130H milik Royal Norwegian

Enam Hercules dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Namun, semua sebelum dihibahkan ke Indonesia telah mengalami perbaikan dan modifikasi. Sebelumnya, AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia.

Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules. Australia menawarkan Hercules Tipe J, namun pesawat dari Australia masih jangka panjang, kendati prosesnya sudah dilaksanakan sejak sekarang, namun realisasinya masih lama.

Hingga kini Indonesia memiliki satu skadron C-130 Hercules berbagai tipe, yakni C-130 Hercules VIP, C-130 H/HS, C-130 B/H dan C-130 BT dengan tingkat rata-rata kesiapan 60 persen atau sekitar sembilan unit.

Meskipun telah puluhan tahun, TNI AU tetap menggunakan dan memelihara C-130 Hercules melalui perawatan terjadwal service life extension programmed (SLEP), inspection repair as necessary (IRAN), dan program retrofit dengan biaya 51 juta dolar AS untuk empat pesawat agar dapat bertugas lebih lama lagi yakni sekitar 15 tahun.

"Kini dari empat Hercules yang menjalani peremajaan di Singapura, dua telah selesai, dan dua sisanya masing-masing diremajakan di Singapura dan Depo Pemeliharaan 10 TNI AU," demikian Imam..

Sumber : JURNAS

Read More......

Senin, 14 September 2009

3000 Pasukan Anti Teror Saat Mudik Lebaran



Sejumlah petugas dari Satuan Brimob bersiaga saat gelar pasukan Operasi Ketupat 2009 di Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (12/9). Gelar pasukan itu dilaksanakan untuk mengamankan perayaan Idul Fitri 1430 Hijriah termasuk pengamanan terhadap ancaman terosisme. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ss/ama/09)

12 September 2009, Bandung -- Jajaran Kepolisian Polda Jabar siapkan 3000 personel pasukan anti teror guna mengawasi teroris di Jawa Barat saat mudik Lebaran 2009, ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol Timur Pradopo usai apel gelar pasukan di Bandung, Sabtu.

"Pasukan tersebut terdiri dari 4 tim Detasmen anti teror. Satu Detasmen terdiri dari 750 pasukan," katanya.

Menurut Kapolda, dari empat Detasmen tersebut pihaknya mendapatkan bantuan satu Detasmen dari Mabes Polri. "Jadi tiga Detasmen dari Polda dan satu datasmen dari Mabes Polri," lanjut Kapolda.

Dia menambahkan, Pasukan anti teror tersebut akan disimpan di tempat-tempat rawan masuknya teroris seperti di Terminal, Stasiun dan Bendara.

"Seluruh pasukan tersebut akan disebar ke seluruh terminal, stasiun kereta api dan bandara. Karena tempat tersebut itulah menjadi rawan teroris," ungkapnya.

Sejumlah anggota kepolisian mempersiapkan helikopter Bolcow BO-105 guna digunakan dalam Operasi Ketupat 2009. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ss/ama/09)

Selain tempat tersebut, lanjut Kapolda, tempat perbatasan juga akan dijaga secara ketat. Seperti di perbatasan Cirebon.

"Tempat perbatasan Jabar juga menjadi antisipasi masuknya teroris saat mudik Lebaran nanti," pungkasnya.

Kapolda menuturkan, wilayah Jabar ini dinilai rawan teroris. Oleh sebab itu, pihaknya mengamankan jalur mudik ini dengan maksimal hingga penjagaan teroris.

Pasukan tersebut, tambah Kapolda, akan diberikan persenjataan layaknya penanganan teroris seperti biasanya. "Yang jelas akan diberikan perlengkapan senjata sebagaimana penanganan seperti biasanya," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolda mengimbau masyarakat agar pada saat mudik Lebaran kali ini tidak tergesa-gesa saat menjalankan kendaraan.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak tergesa-gesa dalam menjalankan kendaraan agar suasana mudik dapat kondusif dan rawan kecelakaan semakin kecil" ungkapnya.

ANTARA News


Read More......

Jumat, 11 September 2009

5000 Marinir Surabaya Sambut dan Buka Bersama Komandan Korps Marinir Yang Baru



Selamat datang, pahlawan muda
Lama nian kami rindukan kamu
Bertahun-tahun bercerai mata
Kini kita dapat berjumpa pula

Itulah satu bait lagu yang dinyanyikan 5000 prajurit Korps Marinir yang berbaris rapi di sepanjang jalan masuk ke lapangan tembak Jusman Puger Bhumj Marinir Karangpilang Surabaya, Rabu (09/09) ketika menyambut kedatangan Komandan Korps Marinir yang baru Brigjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang menaiki Jeep Hummer didampingi Ny. Nita Alfan Baharudin dan Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra beserta ibu dan diikuti oleh sejumlah pejabat teras Korps Marinir.
Sepanjang perjalanan, Brigjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang telah menerima tongkat estafet kepemimpinan Korps Marinir dari Mayjen TNI (Mar) Djunaidi Djahri pada tanggal 2 September 2009, selain disambut dengan lagu juga disambut dengan tepuk tangan prajurit yang selanjutnya berbaris rapi mengiringi kendaraan yang dinaikinya sampai di lapangan tembak.
Acara penyambutan kedatangan Komandan Korps Marinir di Surabaya tahun ini memang agak lain bila dibandingkan pada tahun- tahun sebelumnya, biasanya Komandan Korps Marinir yang baru, disambut dilapangan apel dengan upacara parade dan defile Ranpur, tapi kali ini, Komandan Korps Marinir disambut oleh ribuan prajurit Marinir di lapangan tembak dilanjutkan dengan pengarahan oleh Dankormar, selesai pengarahan dilanjutkan dengan lomba menembak Pistol dan Senapan.

Dalam sambutannya Komandan Korps Marinir mengatakan kita berada dalam situasi atau periode waktu penugasan sangat minim, situasi ini sangat riskan, karena saya tahu kalian harus menahan energy, kekuatan dan kemampuan kalian yang besar, dahsyat dan mematikan itu.
Untuk itu prajurit-prajuritku sekalian, lanjut Komandan, saya perintahkan kepada kalian, pada situasi seperti ini kita harus terus menerus berlatih, berlatih dan berlatih. Sehingga kalian menemukan cara yang paling efektif, efisien untuk menghancurkan lawan-lawan Negara kita.

Selain berlatih terus menerus, membangun tubuh dan otot kalian, sehingga semua tahu, bahwa kita adalah prajurit-prajurit yang sulit untuk ditumbangkan, mereka akan berfikir ribuan kali berhadapan dengan kalian.

Selain itu Komandan juga meminta agar selalu menjaga soliditas sesama TNI, unsur-unsur Polri dimana kalian berada dan bertugas, timbulkan suasana harmonis agar kalian bisa diterima, bisa mengendalikan situasi dimanapun kalian berada, tentramkan lingkungan atas keberadaan kalian.
Selesai memberikan sambutan, dilanjutkan dengan Lomba menembak Senapan dan Pistol, untuk Lomba Senapan Juara Pertama direbut Brigif-1 Marinir, Juara Kedua Menbanpur-1 Mar dan Juara ketiga denma Pasmar-1, sedangkan lomba menembak Pistol P.228 SigSauer kaliber 9 mm, Komandan Korps Marinir keluar sebagai Juara Pertama, Komandan Brigif-1 Marinir sebagai Juara Kedua dan Komandan Pasmar-1 sebagai Juara Ketiga.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama, sholat Maghrib berjamaah dan makan malam, semuanya dilakukan di lapangan Tembak Jusman Puger Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya.(Sumber : Dispen Korps Marinir)





Read More......

Kamis, 10 September 2009

TNI: 70% Persenjataan harus Diganti


JAKARTA - Sekitar 70% persenjataan yang dimiliki TNI sudah saatnya untuk diganti dengan yang baru, kata Juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen.


"Sekitar 70% persenjataan yang dimiliki TNI sudah berusia di atas 20 tahun dan memang sudah saatnya diganti," katanya, saat dikonfirmasi hasil audit bersama Departemen Pertahanan dan Mabes TNI tentang alat utama sistem senjata, di Jakarta, Rabu (9/9).

Namun begitu, apakah seluruh persenjataan itu akan langsung dikandangkan dan tidak digunakan lagi, itu perlu kajian dan penelitian lebih lanjut," ujarnya menambahkan.

Bagaimana pun, tambah Sagom, TNI tetap membutuhkan peralatan dan persenjataan untuk latihan dan melaksanakan operasi sesuai tugas pokok, peran dan fungsi TNI.

Jika semua peralatan dan persenjataan yang telah berusia diatas 20 tahun langsung dikandangkan, TNI tidak dapat melaksanakan latihan rutin untuk memelihara kesiapan operasional dan profesionalitasnya.

Sagom mengemukakan, peralatan dan persenjataan TNI yang berusia lebih dari 20 tahun, sebagian telah mengalami peremajaan (retrovit) atau repowering. "Sehingga masih tetap kita pakai, meski sudah saatnya diganti dengan yang benar-benar baru," tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini rata-rata kesiapan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI hanya berkisar antara 40-70% dari kebutuhan ideal. Sebagian peralatan dan persenjataan TNI merupakan 'sisa' pengadaan pada era 1960-an, 1980-an dan periode 1990 hingga 2000.

Era 1960-an boleh dikatakan sebagai masa puncak kejayaan TNI tidak saja di kawasan ASEAN, tetapi juga belahan bumi Selatan. Sayang masa kejayaan itu tidak bertahan lama. Pada era 1970-an kondisi dan tingkat kesiapan alutsista yang dimiliki TNI cenderung menurun. Pesawat, kapal dan kendaraan tempur asal negara Timur banyak yang harus diistirahatkan dan diganti buatan negara negara barat.

Kebangkitan TNI baru terasa kembali pada 1980-an. Saat itu TNI diperkuat dengan beberapa persenjataan dan peralatan baru meski tidak terlalu siginfikan. Kondisi ini mengalami sedikit perbaikan di era 1990-2000 dengan penambahan dua Sukhoi, dua Korvet dan panser VAB. "Selain itu, sebagian besar peralatan TNI atau sekitar 70% telah berusia diatas 20 tahun," kata Sagom.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Read More......

Uji Coba Peluncuran Roket KAL 122mm-D230 Karya Anak Bangsa di Pandanwangi


ari Senin, 31 Agustus 2009, suasana di Hotel Grand Aloha Lumajang begitu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Pukul 05.30 WIB, para undangan sudah siap naik bus dan beberapa kendaraan lainnya menuju area uji tembak pandawangi.
Tepat pukul 07.30 WIB, lokasi pendaratan helikopter telah dipersiapkan oleh petugas TNI-AL yang khusus didatangkan dari Surabaya dan petugas TNI-AU dari Lanud Abdul Rahman Saleh sebagai pendamping. Tanda kekanan dan kekiri dilambaikan dan sesekali perintah melalui komunikasi HT dilakukan oleh petugas untuk mengarahkan kemana helikopter harus mendarat. Pintu Heli dibuka Pabungkol [protokol] dan Paban III Srena memberi hormat kepada rombongan yang terdiri dari KASAL didampingi Dankormar, Danpuspenerbal, Asrena, Aslog dan ADC dan Mennegristek Kusmayanto Kadiman serta Deputi Bidang Program Riptek Teguh Rahardjo.

Kehadiran rombongan di Lapangan Uji tembak TNI-AU Pandanwangi – Lumajang, Jawa Timur ini, dalam rangka memberi apresiasi kepada anak bangsa yang sejak tahun 2004 s/d tahun 2009 telah bekerja keras dalam kegiatan pengembangan teknologi kedirgantaraan.

Tim D230 yang terdiri dari LAPAN, BPPT, ITB, PT DI, PT PINDAD dan PT LEN telah berkomitmen bahwa: pertama, seluruh potensi dan pengalaman yang dimiliki ,akan didedikasikan untuk pengembangan teknologi peroketan guna mendukung pertahanan dan keamanan negara; kedua untuk merealisasikan cita-cita tersebut hanya dapat dilakukan dengan sinergi antar litbang, industri dan perguruan tinggi dan KNRT sebagai koordinator; dan ketiga, semangat untuk mewujudkan Roket Kal 122mm D230 jangkaun 20-30km berdasarkan OPSREQ USER tetap dikembangkan kearah RX 1215-15km dan RX 2020-44km menjadi guided untuk tahun 2010. Upaya TIM D230 memang saat ini baru dapat membuktikan RX 1210 – 11km, RX 1213 – 12km folded fin dan RX 1213/1210 - 18km fixed fin separasi.

Proses perancangan, pembuatan prototype dan pengujian teknis memang diperlukan waktu yang cukup, tetapi keputusan untuk membuat sendiri Roket Kal 122mm jangkauan 20-30 Km merupakan keberanian. Tantangan yang menarik bagi KNRT adalah: pertama, menjembatani berbagai kepentingan dengan hasil D230 dan yang kedua mendorong pola pikir dari pengembangan menjadi industri yang sudah tentu perlu strategi dalam penjabaran ke bahasa User atau Customer.

Mennegristek dan KASAL serta undangan lain dari TNI-AU/AD, BUMNIS, LPND begitu antusias menyaksikan uji terbang yang sekaligus membuktikan secara phisik bersama-sama terutama jarak jangkau. Dari hasil pantauan tim teknis jarak jangkau masih dibawah target, untuk itu TIM D230 perlu berupaya lebih keras lagi untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak User.

Produk D230 ini adalah merupakan bentuk itikad positif dan keseriusan terutama pada tahun 2008 Mennegristek telah memberikan tantangan pada TIM D230 untuk diubah menjadi peluang yang dapat dibuktikan kepada user, terutama dalam mengembangkan teknologi kedirgantaraan dengan pola “ABG”. Dari sisi pengguna atau user telah menunjukkan semangat untuk mengadopsi hasil produk dalam negeri yang ditandai dengan penandatanganan MoU antara Mennegristek dengan KASAL terutama untuk kemandirian industri pertahanan dalam negeri dengan kualitas yang sudah hampir pasti dapat dilakukan oleh anak bangsa ini jika dibandingkan dengan produk luar negeri.

Guna menjaga keberlanjutan program serta mempertahankan semangat untuk merealisasi D230, maka dalam kesempatan uji luncur, Mennegristek telah menyampaikan secara simbolis 1 [satu] buah model D230 dan 4 buah roket Kal 122mm D230 RX 1210 serta 1 buah multi launcher kepada KASAL untuk dapat digunakan dalam tugas sebagai pengamanan NKRI yang secara teknis dalam waktu dekat akan dikirmkan ke Batuporon Madura milik TNI-AL.(Sumber : Ristek)


Read More......

Rabu, 09 September 2009

Satpol PP Akan Dilatih Anti Teror



Padang (ANTARA News) - Para anggota satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumatra Barat (Sumbar) akan mendapat pelatihan anti teror, menyusul disetujuinya alokasi dana perubahan APBD Sumbar 2009 untuk biaya kegiatan tersebut.
DPRD dapat menyetujui dana ini karena menilai perlu personel Satpol PP juga dibekali kemampuan anti teror, kata anggota panitia anggaran DPRD Sumbar, Saidal Masfiuddin kepada ANTARA di Padang, Senin.

Ia menyebutkan, dana dibutuhkan untuk pelatihan anti teror yang disetujui dalam perubahan APBD Sumbar 2007 itu sebanyak Rp75,1 juta.

Menurut dia, meski berstatus sipil, namun anggota satpol PP harus tetap memiliki kemampuan anti teror, karena kapan dan dimana teror terjadi tidak dapat dipastikan.

Jika terjadi teror di gedung DPRD Sumbar seperti ancaman bom, apakah anggota satpol PP yang bertugas di lokasi ini harus menunggu polisi terlebih dahulu untuk mengamankan situasi, tanya Saidal.

Satpol PP harus bisa melakukan tahapan dini anti teror tanpa harus menunggu datangnya polisi terlebih dahulu dan untuk mendapat ilmu tersebut diperlukan pelatihan dari pihak berwenang, tambahnya.

Atas pertimbangan itu, panitia anggaran DPRD Sumbar menyetujui dana pelatihan anti teror bagi satpol PP dalam perubahan APBD Sumbar 2009, katanya.

Selain untuk pelatihan tersebut, DPRD Sumbar juga menyetujui alokasi dana sebesar Rp95 juta untuk operasional satpol PP dalam melakukan penertiban hutan lindung Lembah Anai, tambahnya.

Dana itu juga untuk kegiatan pengamanan di antar batas provinsi dan antar batas kabupate/kota di Sumbar yang dilakukan anggota satpol PP, kata Saidal.(*)

sumber: http://www.antaranews.com/berita/125...tih-anti-teror



Read More......

Selasa, 08 September 2009

Pesawat Nomad AL Jatuh di Bulungan, Kaltim, Empat Tewas


Sejumlah anggota TNI AL yang tergabung dalam Base Maintenance Team (BMT) Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan perbaikan pada pesawat intai Nomad yang mengalami kerusakan di wilayah perbatasan dengan Malaysia, Long Bawan, Nunukan, Kaltim, Jumat (3/4). BMT Wing Udara-1 Puspenerbal dilatih khusus dalam hal perbaikan pesawat yang mengalami kerusakan dalam kondisi darurat dan di daerah terpencil dengan kecepatan waktu perbaikan sangat singkat. (Foto: ANTARA/Letkol Laut (P) Imam Musani/Koz/hp/09)

7 September 2009, Nunukan -- Pesawat Nomad tipe N-24 bernomer registrasi P-837 milik TNI Angkatan Laut dilaporkan jatuh ketika melakukan patroli rutin. Pesawat mengangkut sembilan penumpang, diawaki Pilot Lettu Erwin dan co pilot Lettu Saiful , mekanis Serma Sodikin dan enam penumpang sipil. Ketiga kru pesawat itu bertugas di Wing Udara Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya.

"Biasa digunakan untuk patroli perbatasan dengan Malaysia di Kalimantan," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama, Iskandar Sitompul, kepada VIVAnews.
Pesawat tersebut dalam perjalanan dari Long Bawang menuju Tarakan, Kaltim. Kontributor Metro TV di Nunukan, Zakir, melaporkan, pesawat terbang dari Nunukan, sekitar pukul 13.00 WITA. Pesawat sedianya menuju Tarakan. Seharusnya pesawat sudah mendarat di Bandar Udara Juwata, Tarakan, sekitar pukul 13.30 WITA. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.30 Wita, di wilayah Desa Sekatak Bengarah Sukun Mendanau RT 03, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur di titik kordinat 03'09 618 not.117 11575 East.

Menurut Kabid Humas Polda Kalimantan Timur Kombes Pol Rudi Pranoto pesawat yang jatuh kondisinya terbelah dua.

Kondisi korban

Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengidentifikasi tujuh dari sembilan korban jatuhnya pesawat Nomad. Empat penumpang sipil ditemukan tewas, bernama Yakup Kayan, Srihardi sedangkan dua korban belum teridentifikasi. Lima penumpang selamat, tiga orang militer Pilot Lettu Erwin, Kopilot Lettu Saiful dan teknisi Serma Sodikin sedangkan dua penumpang sipil bernama Urip dan Muhamir.

Para korban dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan, Senin malam (7/8). Kondisi Lettu Erwin luka berat di bagian kepala, Lettu Saifullah dan Serma Sodikin luka ringan, Urip luka berat dan Muhamir luka ringan.

TNI AL Pernah Berencana Ganti Pesawat Nomad

Pesawat intai taktis Nomad milik TNI Angkatan Laut diduga jatuh di Kalimantan. Dalam sejarahnya, Markas Besar TNI Al pernah berencana mengganti pesawat Nomad dengan pesawat jenis CN-235 MPA atau C-212 MPA untuk fungsi patroli maritim.

Berdasar informasi yang dihimpun okezone, Senin, (7/9/2009), pesawat buatan GAF (Government Aircraft Factories) dari Australia ini kerap terbang rendah "menyambar" kapal-kapal asing yang dicurigai membawa muatan ilegal.

Nomad memang punya kemampuan terbang rendah 15 meter dari permukaan, pesawat ringan dengan dua mesin turboprop ini dirancang untuk bisa melakukan STOL (Short Take Off Landing), dan dipersiapkan untuk bisa mendarat di landasan tanah atau rumput.

TNI AL telah beberapa kali kehilangan pesawat jenis Nomad. Pada 1988, NOMAD TNI AL jatuh di perairan Cina Selatan dan Nomad N22 P-817, yang jatuh 4 Mei 1987 di perairan Pulau Mapur, Bintan Utara, Kepulauan Riau. Selain itum, pesawat Nomad TNI AL P837 833 juga pernah jatuh di Batu Daun, Sabang, Aceh, pada 30 Desember 2007.

MEDIA INDONESIA/VIVANews/okezone/@beritahankam

DPR Minta TNI AL Ungkap Penyebab Kecelakaan Nomad

7 September 2009, Jakarta -- Sejumlah kalangan menyayangkan kecelakaan yang kembali terjadi dan menimpa peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) TNI serta kembali memakan korban jiwa. Menurut anggota Komisi I dari Fraksi PDI-P Andreas Pareira, pihak TNI AL harus segera mengungkap sekaligus mempertanggungjawabkan penyebab kecelakaan pesawat jenis Nomad kali ini.

"Jangan sampai peristiwa macam itu terus berulang tanpa ada pertanggungjawaban jelas. Kalau penyebabnya faktor teknis maka komandan harus bertanggung jawab. Mereka yang terkait harus dijatuhi sanksi tegas. Jangan sampai prajurit TNI kita terus menjadi korban begitu juga alutsista kita yang jumlahnya sudah sangat terbatas," ujar Andreas.

Sementara peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramowardhani mengingatkan, pemerintah harus lebih serius lagi memerhatikan kebutuhan alutsista TNI. Caranya dengan melakukan efisiensi dalam pos-pos anggaran pertahanan, terutama dengan mereduksi persenjataan lama yang memakan biaya perawatan besar.

Saat dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Masyarakat Sipil Global Universitas Indonesia Andi Widjojanto menyatakan, hingga saat ini memang tidak terjadi perubahan dan perbaikan signifikan kondisi alutsista TNI sejak terakhir kali pesawat Hercules jatuh beberapa waktu lalu di Jawa Timur. "Tambahan alokasi anggaran belanja pertahanan untuk tahun 2010 paling tidak baru bisa turun dan digunakan Maret tahun depan. Jadi, bisa dibilang memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi seperti itu, bahkan kalau pun anggaran tahun 2010 turun," ujar Andi.

Tidak ada pilihan lain, tambah Andi, pemerintah harus berani mengambil langkah drastis mengandangkan semua alutsista tua, berkondisi buruk, dan tidak laik macam pesawat maupun kapal-lapal milik TNI. Selain itu, tambahan anggaran yang diberikan tahun 2010 harus benar-benar dimaksimalkan untuk meningkatkan kelaikan alutsista yang masih bisa digunakan hingga kondisi 100 persen. "Harus bisa dijamin pemeliharaan yang efisien dan layak," ujar Andi.

Diakui kemudian, tambah Andi, langkah meng-grounded alutsista yang ada bakal menurunkan tingkat kesiapan TNI. Akan tetapi, hal itu masih mungkin dilakukan sekarang ketika tingkat ancaman yang ada, baik serangan dari negara lain maupun ancaman separatis, bisa dibilang rendah.

KOMPAS.com

Read More......

Senin, 07 September 2009

TNI Intensifkan Patroli di Perbatasan RI-Filipina


KRI Tarihu-829 buatan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) TNI Angkatan Laut Mentigi, Tanjung Uban. KRI Tarihu-829 memiliki panjang 40 m, lebar 7,3 m, dilengkapi dengan persenjataan meriam kaliber 20 mm dan 12,7 mm. Kapal ini terbuat dari bahan glass fiber reinforced plastic (GFRP)

7 September 2009, Palu, Sulawesi Tengah -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menambah jumlah kapal patroli cepat untuk mengintensifkan pengamanan perbatasan laut RI-Filipina.

"Ke depan, kita akan buat sejumlah kapal patroli cepat untuk ditempatkan di wilayah tersebut (perbatasan laut RI-Filipina-red)," kata Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menjawab ANTARA di sela-sela kunjungan kerjanya di Sulawesi Tengah dan Maluku, Senin.

Ia menambahkan, pengadaan kapal-kapal patroli cepat untuk pengamanan perbatasan laut RI-Filipina itu akan mulai diadakan mulai 2010. "Ya kami inginnya ada 100 unit kapal baru, yang sebagian ditempatkan di wilayah perbatasan laut RI-Filipina," kata Djoko.

Panglima TNI mengatakan, kerja sama TNI dan Angkatan Bersenjata Filipina untuk mengamankan wilayah perbatasan laut kedua negara, telah berjalan cukup baik.

"Kami ada forum Joint Border Committe (JBC) yang membahas segala hal yang berkaitan dengan masalah perbatasan kedua negara. Ya...termasuk pengamanan di perbatasan laut dan pelaksanaan patroli bersama," ujarnya.

Sementara itu Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI Djoko Susilo mengatakan, situasi keamanan di wilayah perbatasan laut RI-Filipina relatif kondusif.

"Tidak ada masalah, semua berjalan aman dan terkendali, unsur-unsur patroli terus bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan dan dan disepakati kedua pihak." katanya.

Wilayah perbatasan laut Indonesia dan Filipina minim pengawasan sehingga rentan terhadap penyelundupan dan ancaman terorisme.

Peristiwa terakhir, yaitu pengiriman senjata dari Indonesia yang ditangkap aparat keamanan Filipina, jadi bahan pemberitaan gencar media massa di Indonesia dan Filipina, Sabtu (29/8).

Wilayah perbatasan laut di Maluku Utara dan Sulawesi Utara sejatinya menjadi lintasan tradisional masyarakat perbatasan Indonesia dan Filipina. Kondisi itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjjawab yang kerap melakukan gangguan keamanan berupa penyelundupan dan terorisme.

Sumber di Polda Sulawesi Utara menerangkan, pada masa kerusuhan di Maluku dan juga rangkaian aksi bom di Bali dan Jakarta, diketahui sejumlah orang yang diduga teroris kerap melintas di Filipina Selatan dari Balut, Sarangani, General Santos, dan transit di sekitar Talaud seperti di Pulau Marore sebelum melanjutkan perjalanan ke Maluku Utara dan Maluku.

Jarak itu membentang sekitar 550 kilometer atau setara Jakarta-Semarang di Pulau Jawa.

ANTARA News

Read More......

Panglima TNI: Waspadai Aksi Terorisme


50 Personel anti teror gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk merebut Bandara Juanda yang dikuasai teroris. (Foto: detikFoto/Zainal Effendi)

6 September 2009, Palu, Sulawesi Tengah -- Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengajak seluruh komponen masyarakat, untuk mewaspadai segala bentuk ancaman terorisme.

"Aksi terorisme sangat jelas tidak sesuai dengan ajaran agama, dan termasuk perbuatan mungkar yang harus dihadapi secara serius dan perlu keterlibatan semua pihak," katanya, dalam kegiatan safari ramadhan di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.

Dihadapan jajaran Muspida Sulawesi Tengah dan prajurit TNI setempat, ia mengingatkan, aksi terorisme kini masih menjadi ancaman bagi keselamatan, keamanan dan kesejahateraan rakyat.

"Karenanya, seluruh komponen masyarakat dapat terus meningkatkan kepedulian dan kewaspadannya terhadap segala bentuk ancaman terorisme," ujarnya, menegaskan.

Djoko mengemukakan, dalam penanganan terorisme TNI melakukan tiga pola yakni deteksi dini, pencegahan dan penindakan. Dalam deteksi dan cegah dini, TNI bekerja sama dengan seluruh komponen bangsa seperti pemerintah daerah dan lainnya.

Sedangkan dalam penindakan, TNI telah memiliki satuan antiteror seperti Satuan Penanggulangan Teror-81 Kopassus, Detasemen Jalamangkara TNI Angkatan Laut, dan Detasemen Bravo-90 TNI Angkatan Udara.

"Tidak itu saja, TNI juga telah memiliki satuan antiteror di masing-masing kodam. Namun, dalam penindakan ini TNI baru akan bergerak jika ada permintaan dari Polri. TNI juga akan begerak sesuai dengan jenis ancaman teror yang dihadapi," tutur Djoko.

Terkait situasi keamanan di Palu, Panglima TNI menyatakan, pihaknya berharap situasi keamanan di Palu dapat dipelihara bahkan ditingkatkan di masa depan.

"Masyarakat sudah lelah dengan berbagai konflik, yang sebagian besar merupakan upaya pihak tidak bertanggungjawab untuk mengadu domba, memecah persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

TNI Miliki Potensi Lengkap

Pasukan Den Bravo Latihan Kesiapsiagaan dan Ketanggapsegeraan TNI-Polri dalam Penanggulangan Aksi Teror digelar di Bandara Halim Perdanakusuma. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)

TNI dinilai memiliki potensi lengkap untuk turut serta dalam penanganan terorisme. Hal ini ditegaskan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Marsekal Muda, Sagom Tambon di Jakarta, Minggu (6/8).

Ia menyatakan aksi penanganan teroris memiliki empat tahapan, yakni pendeteksian, pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi. TNI memiliki semua fasilitas di keempat tahapan ini. "Baik deteksi hingga rehabilitasi bisa dilakukan dengan struktur yang dimiliki oleh TNI," ungkapnya.

Struktur yang dimiliki TNI, jelasnya, dikoordinasi langsung di komando utama, kodam atau setingkatnya. Jaringan penanganan korupsi yang dilakukan oleh TNI akan melibatkan seluruh struktur hingga ke pedesaan. "Jaringan ini tidak selalu harus pasukan," lanjutnya.

Khusus di tataran penindakan, pelibatan pasukan khusus milik TNI tidak dilakukan. Sagom menjelaskan pelibatan pasukan ini hanya sejauh untuk latihan bersama. "Ini hanya latihan kerjasama antara TNI dengan polisi saja," ujarnya.

Ia menyatakan di akhir tahun ini, usulan untuk melibatkan TNI dalam penanganan teroris baru diajukan pada akhir tahun ini. Pelibatan ini akan membuktikan sinergitas antara jejaring TNI dengan pasukan khusus. "Kami sudah menyiapkan dan melatih. Tapi kami baru memberi masukan ke pemerintah," tandasnya.

ANTARA News/MEDIA INDONESIA
Read More......

Kamis, 03 September 2009

KD Tunku Abdul Rahman Tiba Di Perairan Selat Melaka


KD Tunku Abdul Rahman

KUALA LUMPUR - Kapal selam pertama negara, KD Tunku Abdul Rahman, sudah berada di perairan Selat Melaka menuju ke Pelabuhan Klang untuk upacara sambutan rasmi yang akan diserikan dengan keberangkatan Yang di-Pertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin dan Sultan Selangor Sultan Sharafuddin Idris Shah pagi esok.
Turut menyambut ketibaan kapal selam jenis Scorpene itu ialah Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak, Menteri Pertahanan Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi dan Panglima Angkatan Tentera Jen Tan Sri Azizan Ariffin.

“Orang ramai berpeluang menyaksikan upacara tersebut melalui siaran langsung program “Hello On Two” di TV2 RTM mulai 7.50 pagi,” kata Lt Kdr Masliza Maaris, Pegawai Perhubungan Awam Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM), ketika dihubungi di sini Rabu.

KD Tunku Abdul Rahman (KD TAR) dikendalikan Komander Zulhelmy Ithnain bersama 35 krew.

Masliza berkata kapal selam itu akan berada di Pangkalan TLDM Pulau Indah sehingga Jumaat sebelum ia belayar ke Pangkalan TLDM Lumut. KD TAR dijadual tiba di Pangkalan Teluk Sepanggar di Sabah pada 17 Sept.

Kapal selam itu akan dipamerkan kepada orang ramai semasa Pameran Antarabangsa Maritim dan Aeroangkasa Lima’09 di Langkawi dari 1 hingga 5 Dis ini.

KD TAR tiba di tanah air selepas perjalanan selama 55 hari mulai 11 Julai dari limbungan pembinaannya di Toulon, Perancis. Ia singgah di Jeddah, Djibouti dan Cochin di India.

Malaysia menempah dua kapal selam baru jenis Scorpene dengan kos pembelian berjumlah RM3.4 bilion pada 2002 yang dibina secara bersama oleh DCNS dari Perancis dan Navantia, syarikat pembuat kapal selam dari Sepanyol.

Ia menjadi lambang kemegahan terbaru TLDM yang akan menyambut ulangtahun ke-75 tahun ini dan kedua-dua kapal selam itu dinamakan sempena nama perdana menteri negara pertama dan kedua.

Scorpene, kapal selam jenis tempur konvensional itu mampu mengawasi perairan negara pada kedalaman 100 hingga 200 meter, antara lain dilengkapi dengan enam tiub peluru berpandu yang boleh dilancarkan serentak, peluru berpandu antikapal permukaan dan torpedo antikapal selam.

Kapal selam berkuasa diesel dan elektrik dengan kelajuan 20 knot nautika itu berkemampuan membawa 10 torpedo dan 30 periuk api, manakala pengisian peluru berpandu menggunakan sistem automatik sepenuhnya.

Pada Januari lepas, KD Tunku Abdul Rahman diserah secara rasmi kepada TLDM di Toulon.

Kapal selam kedua negara, KD Tun Razak, yang akan ditauliahkan pada Oktober ini dijangka memulakan pelayaran ke tanah air pada Januari tahun depan dan tiba dua bulan kemudian.(Sumber : Bernama)



Read More......

Antara (13) Anti Teror (20) Asia (27) Berita (48) Eropa (5) Feature (10) Indonesia (55) Industri Pertahanan (47) Intelijen (9) Kerja Sama (91) Konflik (42) Latihan Perang (48) Luar Negeri (43) Militer (101) Pameran Teknologi (30) PBB (44) Perang (4) Pertahanan (155) Polisi (5) Politik (62) Serah Terima Jabatan (1) Teknologi (91) Timur Tengah (6) TNI (105) TNI-AD (46) TNI-AL (140) TNI-AU (83) tnial (3) Today's Pic (7) US Army (2) War (2)
Diberdayakan oleh Blogger.
Defender Magazine