PENGAMBILALIHAN bisnis TNI perlu dibarengi dengan kebijakan menaikkan alokasi anggaran pertahanan, khususnya untuk kesejahteraan prajurit TNI dan keluarganya. Sebagai negara dengan populasi terbanyak dan wilayah terluas di Asia Tenggara, postur TNI teritung kecil, dibanding negara tetangga yang kecil, seperti Singapura.
"Anggaran pertahanan Singapura justru 238 persen lebih besar dibanding RI," kata Direktur Eksekutif Institute of Defence and Security Studies (IODAS) Connie Rahakundini Bakrie, di Jakarta, Rabu.
Menurut Connie, anggaran pertahanan Singapura mencapai 5,3 persen dari PDB. Sementara Indonesia, hanya mengalokasikan 0,93 persen PDB. Penulis buku Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal itu menyebutkan, untuk mewujudkan TNI yang profesional, pemerintah dan DPR perlu memberikan jaminan penuh bagi peningkatan tidak hanya postur militernya, tetapi juga kesejahteraan anggotanya.
"Sistem persenjataannya minimal identik dengan Singapore Armed Forces (Angkatan Bersenjata Singapura) yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia," kata Connie. Pada Tahun Anggaran 2008, dari usulan anggaran TNI sekitar Rp127 triliun baru terealisasi Rp36,9 triliun, atau hanya sepertiga dari anggaran yang dibutuhkan. Selama ini untuk memenuhi kekurangan anggaran sebanyak 70 persen, TNI memaksimalkan bisnisnya.
"Untuk memenuhi kebutuhannya, TNI mendapatkannnya dari bisnis," kata anggota Komisi I DPR Happy Bone dalam sebuah diskusi Reformasi dan Bisnis TNI, di Jakarta, beberapa waktu silam.
Menurut Bone, dari anggaran TNI yang telah dipenuhi tersebut, Rp19,7 triliun digunakan untuk gaji pegawai, belanja, dan pemeliharaan barang. Karena itu, pemerintah harus menambah porsi Rp19,7 triliun agar TNI tidak mencari sumber-sumber lain.
"Pemerintah harus memiliki political will untuk menambah Rp19,7 triliun itu agar TNI tidak mencari sumber-sumber lain yang akan menghilangkan profesionalismenya," kata Bone. TNI harus mempertahankan profesionalismenya. Karena itu, harus ada kontrol dari sipil dalam hal ini legislatif, karena walaupun TNI tidak bisa ikut berpolitik, berbisnis, tapi TNI masih punya rakyat.
Jumat, 24 Oktober 2008
Anggaran Pertahanan TNI Harus Sepadan Singapura
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Magelang - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan bahwa pembuatan kapal jenis Perusak Kawal Ruda...
-
Magelang - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Subandrio mengatakan, penggantian pesawat Hawk-MK53 kemungkinan terganjal keterba...
-
JAKARTA - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia Kim Ho young, ...
-
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, Indonesia tetap perlu melakukan modernisasi militernya, meski harus dilak...
-
PUSPEN TNI (14/11) - Pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda XX-F membantu pasukan tentara pemerintah Kongo (FARDC) memeran...
-
Beirut - Komandan Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) Mayjen Claudio Graziano mengatakan, tambahan pasukan infante...
-
JAKARTA - Dua unit pesawat jet tempur Sukhoi baru TNI Angkatan Udara (AU) yang tiba di Indonesia pada 26 Desember 2008, kini mulai menjalani...
-
Jakarta - Pengamanan Pemilu 2009 oleh TNI akan dilakukan secara selektif sesuai perkembangan situasi keamanan di daerah, terutama yang masuk...
-
SURABAYA - Satuan elite AL Amerika Serikat Navy Seal, Senin (12/1) berbagi pelajaran khusus dengan rekan seprofesi dari Pasukan Katak TNI AL...
-
JAKARTA - Sejumlah personel marinir Indonesia menunjukkan ketangkasan turun dari helikopter saat latihan bersama marinir AS 'Keris Eagle...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar